Sabtu, 21 September 2024
Sabtu, 21 September 2024

Pengamat Sebut Pemilih Sekarang Masih Kedepankan Psikologis Ketimbang Logika

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pada pagelaran Pilpres Tahun ini, mungkin banyak pemilih yang menggunakan psikologisnya untuk memilih dibanding dari pertimbangan logis. Pengamat Politik sekaligus Akademisi Universitas Paramadina, Sunano mengatakan masyarakat lebih memilih akan mencoblos atas dasar siapa yang terdzalimi dan pemimpin yang tertekan.

Sunano juga memberikan pendapat bahwa masyarakat Indonesia saat ini lebih mengedepankan emosinya dulu dibandingkan dengan pertimbangan logis.

“Karena hari ini, ini terkait dengan psikologis masyarakat Indonesia, mereka lebih mengedepankan empati, mengedepankan emosi itu lebih didahulukan, dibanding persoalan yang logis gitu,” tutur Nano dalam podcast Ruang Tamu Holopis Channel, dikutip Rabu (24/1).

Jadi menurut Nano banyak kecenderungan masyarakat khususnya di timur, lebih mempertimbangkan emosionalnya daripada mempertimbangkan logikanya, jadi mereka hanya melihat yang mana menurut mereka lebih banyak terdzalimi dan ditekan.

“Ini orang-orang timur begitu, jadi mereka ketika berbicara sesuatu pertimbangannya emosional, tidak pertimbangan logis gitu, maka ketika ada orang yang menurut mereka lihat itu banyak terzolimi atau lain sebagainya atau ditekan, mereka cenderung bersimpati,” imbuhnya.

Nano juga memberikan contoh, bahwa politik seperti ini terjadi ketika pada saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengikuti Pilpres tahun 2004 yang memframing dirinya sebagai orang yang didzalimi oleh Megawati Soekarnoputri, di mana Megawati saat itu merupakan Calon Presiden petahana.

“Ini kayak dulu kasus SBY ya waktu itu, dia mampu memframing dirinya sebagai orang yang terzolimi oleh bu Mega, kemudian malah naik posisinya,” sambungnya.

Kemudian, Nano menuturkan bahwa memang kecenderungan pemilih saat ini dalam politik dipengaruhi oleh peran psikologis. Sehingga siapa pun yang mampu memainkan psikologi, maka mereka dapat mempengaruhi pemilih saat ini.

“Sehingga ini juga ada suatu kecenderungan juga dari sisi bagaimana peran psikologis mempengaruhi pemilih, selain itu juga dipengaruhi oleh pertarungan psikologis,” tuturnya.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

PSI Ledek PDIP : Frustasi Kalah Pilpres, Tantrum di PTUN Jakarta

Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Cheryl Tanzil mengingatkan agar PDIP menghormati putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dengan hasil sengketa PHPU.

Timnas AMIN Dibubarkan, Cak Imin : Terima Kasih

Cak Imin menyampaikan ucapan terima kasih atas dedikasi dan kerja keras seluruh Tim Nasional Anies - Imin (Timnas AMIN) yang telah berjuang dalam pemenangan di Pilpres 2024.

PKS Siap Jika Diajak Masuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS akan melakukan upaya silaturrahmi dengan semua pihak, termasuk dengan Koalisi Indonesia Maju pasca Pilpres 2024.
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru