HOLOPIS.COM, JAKARTA – Rudi Valinka alias Kurawa masih menganggap bahwa Anies Baswedan adalah bapak politik identitas, berdasarkan pengalaman Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 lalu.

“Kita bilang Anies Baswedan itu bapaknya politik identitas dan intoleransi di pilkada DKI 2017 mereka gak terima, tapi fakta-faktanya orang pendukung kekerasan berlatar agama banyak ada dan setia di sekelilingnya,” kata Rudi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (17/1).

Ia heran mengapa sampai saat ini pendukung Anies dan Muhaimin masih tak sepakat dengan argumentasinya. Dan yang tak habis pikir adalah, saat ini tiba-tiba muncul wacana kerja sama politik antara pihak Anies-Imin dan Ganjar-Mahfud untuk menumbangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 ini.

“Mereka tetap budeg bahkan gilanya ada yang mau Koalisi pula,” imbuhnya.

Kemudian, Rudi Valinka pun menukil kabar statemen Abu Bakar Ba’asyir yang secara terang benderang memberikan dukungan politik kepada Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Sehingga ia pun merasa tak berlebihan jika menilai bahwa Anies Baswedan tak lebih dari sekadar alat politik Abu Bakar Ba’asyir dan rekan-rekannya sesama ekstremis agama untuk mendirikan negara khilafah.

“Ingat, bapak ini punya cita-cita dirikan Negara Agama dan Anies adalah alat mereka untuk bisa wujudkan keinginan tersebut,” tukasnya.

Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa di dalam sebuah audio yang viral di media, Abu Bakar menyatakan bahwa Anies Baswedan adalah sosok yang wajib dipilih dalam Pilpres 2024, karena yakin Indonesia menegakkan Khilafah jika Capres yang didukung NasDem, PKS dan PKB tersebut menang.

“Dari calon presiden 3 itu yang paham Islam hanya 1 yaitu yang nomor satu, namanya Anies Baswedan. Itu yang wajib kita pilih karena nanti kalau dia terpilih menjadi presiden insya Allah dia banyak menguntungkan Islam, dia akan berusaha untuk mengatur negara ini dengan hukum-hukum islam,” kata Abu Bakar Ba’asyir.

Oleh sebab itu, Abu Bakar Baasyir pun menyerukan kepada seluruh pengikutnya untuk bersama-sama memenangkan Anies Baswedan karena sangat merepresentasikan gerakan Islam yang diyakninya.

“Jadi kita perlu pengikut Pilpres ini untuk membela Islam,” tegasnya.

Suara mantan terpidana terorisme tersebut dibenarkan oleh putranya, yakni Abdul Rohim.

“Iya benar. Karena beliau melihat bahwa dari paslon-paslon yang ada, sosok yang tampaknya bisa dipercaya untuk memimpin Indonesia ke depan hanya yang nomor satu,” kata Abdul Rohim.