HOLOPIS.COM, BANGKA – Bencana banjir dengan ketinggian antara 20 hingga 30 cm merendam sejumlah rumah warga yang ada di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Pangkalpinang, Dedy Revandi mengatakan, bencana banjir terjadi sejak Senin (15/1) setelah hujan berlangsung selama 5 jam.

“Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang ditambah pasang air laut di angka 2,6 meter membuat kondisi menjadi banjir,” kata Dedy dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (16/1).

Dedy menjelaskan bahwa wilayah terdampak meliputi kelurahan Bukit Sari, Air Kepala Tujuh, Tuatunu Indah, Kacang Pedang di kecamatan Gerunggang.

Kemudian Kelurahan Rejasari di Kecamatan Pangkal Balam. Kelurahan Kejaksaan, Genas, Batin Tikal di kecamatan Tamansari dan kelurahan Sriwijaya di kecamatan Grimaya.

“Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini,” imbuhnya.

Dedy kemudian menjelaskan, pasca kejadian banjir sebanyak 458 unit rumah terendam banjir dan 2 unit kantor pemerintahan, Kantor Lurah Genas dan Koramil Tamansari terdampak.

Petugas gabungan pun membantu pembersihan rumah warga yang terdampak banjir dan genangan serta Melakukan koordinasi dengan pihak RT/RW di wilayah terdampak. Selain itu, melakukan pemantauan di daerah banjir dan genangan.

“Kondisi wilayah pesisir dan juga di titik rawan dataran rendah di Pangkalpinang. Sehingga penanganan banjir melihat kondisi pasang surut air laut,” ujarnya.

Dedy menyebut bahwa kondisi Ini merupakan tantangan dalam penanganan ke depan nya karena wilayah dibawah dataran laut, sehingga air yang tergenang dapat surut dan dialirkan ke laut.

Banjir ini terjadi tiap tahun, diawal tahun dan diakhir tahun dikarenakan karena pasang surut air laut tinggi. Rata-rata waktu 5 jam air sudah surut, tergantung pasang surut air rob, karena air menjadi sulit mengalir ke laut.

“Bila tidak terjadi air rob air seberapa besar pun akan mengalir ke laut. Antisipasi agar tidak terjadi banjir, pemerintah kota sudah membuat waduk, membuat embung baru sebagai penangkap air yang datang dari hulu atau daerah yang lebih tinggi. Pengerjaan waduk dan embung masih proses karena terkait anggaran dikerjakan berlangsung bertahap,” terangnya.