HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wacana koalisi antara PDIP dengan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dinilai sangat mungkin bakal terealisasi dengan sempurna ke jajaran pendukung dan relawan.
Direktur Riset Indonesia Polling Stations (IPS), Alfin Sugianto mengungkapkan, dari hasil temuan mereka dalam pelaksanaan survei, sangat tidak mungkin jika pada putaran kedua pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud berkoalisi untuk mengeroyok Prabowo-Gibran.
“Di tingkat elit, wacana koalisi itu bisa saja terjadi. Tapi di level akar rumput, terbentuknya koalisi massa Anies dengan massa Ganjar merupakan senyawa politik yang hampir mustahil,” kaga Alfin dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (16/1).
Alfin menyakini bahwa massa Anies dan massa Ganjar mewakili dua spektrum ideologis yang sangat sulit bersenyawa, bahkan pada Pilpres 2019 mereka bertempur mewakili dua bendera yang berbeda, kampret dan cebong.
“Berdasarkan hasil analisis IPS, jika Ganjar-Mahfud gagal tembus ke putaran kedua maka massanya cenderung menjatuhkan pilihannya pada Prabowo-Gibran,” urainya.
“Begitu pula jika Anies-Muhaimin yang kandas, massanya yang merepresentasikan politik Islam di Indonesia itu juga lebih nyaman bergabung bersama Prabowo-Gibran,” sambungnya.
Oleh karena itu, pelaksanaan pemilu yang berlangsung satu putaran atau dua putaran, kemenangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 ini nampaknya sulit terbendung.
Survei IPS ini dilakukan tanggal 7 s/d 14 Januari 2024 di 38 provinsi yang ada di seluruh Indonesia. Jumlah sampel survei IPS kali ini sebesar 1220 responden, diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multistage random sampling).
Margin of error t/2,8 persen, dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen. Sementara pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara melalui telepon (telepolling) oleh tenaga terlatih dengan bantuan/ pedoman kuesioner.