SBY Harap Capres Indonesia Pahami Geopolitik dan Keamanan Kawasan Asia Kekinian

Jika presiden Indonesia mendatang sungguh memahami pentingnya menjaga stabilitas kawasan Asia, baik Asia Timur maupun Asia Tenggara maka yang bersangkutan akan bisa memainkan politik luar negeri dan diplomasi yang cerdas.

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan perspektif bagi isu geopolitik dan hubungan internasional yang menjadi salah satu materi debat Capres yang akan diselenggarakan malam nanti oleh KPU.

Dalam paparannya, SBY menyebut bahwa akan ada peristiwa besar di kawasan Asia yang bisa berdampak pada kondisi diplomasi luar negeri khususnya kawasan Asia, yakni ; pemilihan Presiden di Indonesia yang berlangsung bulan Februari 2024.

Kemudian, ada pemilihan Presiden Taiwan di bulan Januari 2024 ini, serta pemilihan presiden di Amerika Serikat pada November 2024.

“Secara pribadi saya berpendapat ada 3 pemilihan presiden di tahun 2024 ini yang bisa mempengaruhi geopolitik dan keamanan di kawasan Asia,” kata SBY dalam keterangan tertulis yang dikutip Holopis.com, Minggu (7/1).

Dipaparkan SBY, bahwa Capres Indonesia yang saat ini tengah maju dalam kompetisi Pilpres 2024 harus bisa memahami potensi geopolitik dan keamanan kawasan Asia ini. Yang mana di dalam pemilu Taiwan, ada potensi besar terjadinya kegentingan situasi jika sosok Presiden terpilih nanti adalah orang yang sangat anti terhadap China.

Jika demikian, maka potensi gesekan konflik antar dua negara serumpun itu pun bakal semakin besar. Apalagi, China memiliki musuh besar yakni Amerika, sehingga eskalasi konflik yang semakin meningkat antara China dengan Taiwan bisa dimanfaatkan betul oleh Amerika Serikat.

“Jika Presiden Taiwan yang baru adalah sosok yang bergaris keras dan sangat anti Tiongkok, ketegangan Tiongkok – Taiwan akan makin meningkat,” ujarnya.

Ditambah lagi, jika sosok Presiden Amerika Serikat pengganti Joe Biden adalah sosok yang juga sangat keras terhadap China, maka potensi konflik antar dua negara pun semakin teramplifikasi dengan sempurna.

“Maka kawasan Asia Timur betul-betul menjadi sebuah flashpoint yang setiap saat bisa meledak menjadi guncangan geopolitik dan keamanan di Asia,” tutur SBY.

Hal ini bisa sangat berbeda jika situasi buruk itu tidak terjadi. Artinya, Presiden Amerika Serikat hasil Pilpres November 2024 dan Presiden Taiwan hasil Pilpres Januari 2024 adalah sosok yang moderat, maka potensi konflik antar dua negara maju tersebut bisa semakin diredam.

“Jika baik Presiden Amerika Serikat dan Presiden Taiwan yang baru nanti lebih bergaris moderat dan bersedia untuk memasuki wilayah take and give, kekhawatiran dunia terhadap terbukanya konflik militer terbuka di kawasan Asia Timur bisa berkurang,” tukasnya.

Peran Indonesia

Oleh sebab itu, SBY yang juga Ketua Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat tersebut berharap peta politik luar negeri tersebut bisa menjadi literasi yang baik bagi para Capres, sehingga Indonesia bisa bersikap dalam posisi yang sangat baik untuk kepentingan dunia dan regional.

Apalagi Indonesia memiliki tipping point sebagai negara terbesar di Asia Tenggara anggota G20 yang cukup diperhitungkan oleh negara-negara sahabat, sehingga kerap menjadi leading sector kepemimpinan forum dunia karena dipandang sebagai regional power dan sekaligus global player.

Baca selengkapnya di halaman kedua.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral