HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pernyataan Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dalam debat kedua tentang wacana akan membangun 40 kota baru setara Jakarta dibantah Juru Bicara Timnas (Tim Nasional) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin), Sulfikar Amir.

Sulfikar mengatakan bahwa Cak Imin salah sebut. Seharusnya yang dikatakannya yakni pembangunan dan meningkatkan 40 kota yang sudah ada.

“Jadi mungkin Cak lmin salah sebut mengatakan 40 kota baru, semestinya yaitu pembangunan dan meningkatkan 40 kota yang sudah ada di seluruh Indonesia,” katanya dalam keterangannya, Jumat (29/12) seperti dikutip Holopis.com.

Menurutnya, dalam debat Cak Imin belum sempat menjelaskan apa yang dimaksud. Sehingga, apa yang disampaikannya itu seakan – akan membangun kota baru.

Padahal, maksudnya tidak seperti itu. Tapi, lebih kepada program untuk meningkatkan 40 kota yang ada di Indonesia. Hal tersebut, karena waktu yang terbatas sehingga tidak cukup untuk menjelaskan secara detail.

“Pada debat cawapres kemarin, Cak Imin salah menyebutkan konsep 40 kota baru setara Jakarta, sebab waktu yang diberikan pada saat debat sangat terbatas dan menjadikan nomor urut 1 itu tidak sempat menjelaskan apa yang dimaksudkannya Dan ini adalah program yang akan kami lakukan lima sampai 10 tahun ke depan,” kata Sulfikar.

Dia menambahkan bahwa program peningkatan 40 kota tersebuť nantinya akan dibarengi dengan 14 kota prioritas untuk sentra pertumbuhan perekonomian khususnya di luar Pulau Jawa.

Diberitakan sebelumnya, Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1 dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyampaikan bahwa Indonesia sejatinya membutuhkan setidaknya 40 kota baru selevel Jakarta dengan kemampuan menampung jumlah penduduk.

Hal itu dijelaskan Cak Imin dalam debat Cawapres untuk Pilpres 2024, yang berlangsung di JCC Senayan, Jakarta, pada Jumat (22/12) malam WIB, ketika sesi kedua pertanyaan pertama, mengenai masalah kependudukan yang tinggal terpusat di perkotaan.

Selain itu, Cak Imin juga menyebutkan bahwa perkotaan membutuhkan pendanaan.