HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis menyayangkan adanya insiden adu jotos antar sesama pria karena rebutan menjadi imam shalat.
“Ironis, ingin mendekat kepada Allah tapi adu jotos di rumah Allah SWT,” kata Kiai Cholil Nafis dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (17/12).
Ia menyampaikan bahwa jangan sampai insiden tersebut terulang lagi. Sebab, justru rebutan menjadi imam shalat hingga berujung adu jotos sama sekali tidak mencerminkan keislaman.
“Masjid itu tempat ibadah, dan implementasinya adalah ukhuwah dengan sesama jemaah,” tuturnya.
Lebih lanjut, pengasuh pondok pesantren Cendekia Amanah Depok tersebut mengatakan bahwa menjadi imam shalat memang sesuatu yang utama. Hanya saja perlu diingat, bahwa jangan sampai beribadah menggunakan nafsu untuk kepentingan pribadi. Sebab, menjadi imam maupun makmum, berat pahalanya pun sama saja.
“Memang jadi imam shalat itu lebih utama, tapi pahalanya sama aja dengan makmumnya. Mau ibadah kok kebawa nafsu,” pungkasnya.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa telah terjadi pertikaian antar warga di dalam Masjid Al Muttaqun, Kelurahan Manisrenggo, Kecamatan Kota, Kota Kediri, Jawa Timur. Mereka saling adu jotos karena berebut posisi menjadi imam shalat Maghrib pada hari Rabu (13/12) kemarin.
Korban pemukulan yang hendak menjadi imam shalat adalah Muhammad Ihamudin (26), ia merupakan warga Baron, Kabupaten Nganjuk. Akibat serangan fisik tersebut, ia harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.
Namun yang perlu digarisbawahi, adalah masjid tersebut ternyata masih dalam status sengketa, yakni antara ahli waris wakaf dengan warga. Dan saat ini, sengketa masjid tersebut tengah ditangani oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kota Kediri.