HOLOPIS.COM, JAKATA – Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Nurlia Dian Paramita alias Mita menyampaikan bahwa salah satu dilema di Pemilu 2024 adalah kurang populernya para caleg dalam berkampanye dan berkontestasi.
Hal ini karena di Pemilu 2024 ini, cenderung yang lebih populera dalah Capres-Cawapres. Sementara para caleg cenderungterabaikan.
“Kemudian bagaimana masyarakat cerdas dalam menentukan pilihan. Kita kan sekarang dalam posisi sebagai pemilih kan tidak mudah, karena pilihannya banyak, ada 18 partai, kalau mengenalkan (caleg) satu-satu kan banyak,” kata Mita kepada Holopis.com, Selasa (12/12).
Ia menilai seharusnya panyelenggara pemilu lebih antisipatif dalam pelaksanaan kontestasi Pemil 2024, sehingga semua caleg bisa lebih dikenal publik dan konstituennya.
“Kendalanya sebenarnya ruang dan waktu untuk mengenalkan itu tidak cukup kalau melihat dari masa kampanye yang hanya 75 hari,” ujarnya.
“Memang ada sosialisasi yang dilakukan sejak Januari, penetapan peserta. Tapi apakah calonnya itu yang akan jadi caleg itu memanfaatkan sosialisasi itu atau tidak. Itu kan juga harus kita ketahui,” sambung Mita.
Lebih lanjut, bahwa sejauh ini, JPR belum memiliki pengamatan khusus soal itu, hal itu karena prosesnya cukup panjang. Tapi hasil pemantauan kita di bulan April sosialisasi jatuhnya memang hanya sekadar bikin spanduk, pamflet. Tapi upaya untuk mendekatkan dengan masyarakat, misalnya forum warga kok tidak banyak yang melakukan. Saya yakin ada, tapi tidak banyak, pungkasnya.