HOLOPIS.COM, JAKARTA – Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Gibran Rakabuming Raka menjawab nyinyiran beberapa pihak yang mengatakan kubunya hanya suka joget tanpa adanya gagasan. Menanggapi hal tersebut, Gibran mengatakan bahwa joget menunjukkan rasa bahagia.
“Emangnya apa yang salah dengan joget. Apa yang salah dengan gembira. Sekarang saya tanya, boleh tidak masyarakat hidup gembira? Boleh tidak masyarakat makin sejahtera? Boleh tidak masyarakat makin bahagia,” kata Gibran di acara Sentul International Convention Center (SICC), dikutip Holopis.com, Minggu (10/12).
Setelah mengeluarkan pernyataannya, para pengunjung langsung meneriakkan nama Gibran dengan semangat.
Mengenalkan Program Makan Siang Gratis
Tak hanya itu, Gibran juga mengenalkan program susu dan makan siang gratis yang akan ia laksanakan untuk masyarakat jika terpilih sebagai cawapres nantinya. Selain mengatakan bahwa program ini sudah dilaksanakan di 76 negara, Gibran juga berharap agar nantinya tidak ada lagi anak-anak Indonesia yang kelaparan, tak peduli dari mana mereka berasal.
“Anak-anak yang sehat, pintar, itu kuncinya. Gratis bapak ibu. Kita harap ke depan, tidak ada lagi anak-anak yang kelaparan, yang di Jakarta, yang di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, semuanya mendapatkan, hak yang sama, gizi yang sama,” kata Gibran.
Gibran juga mengatakan akan banyak tantangan di masa depan untuk para generasi muda. Namun kesempatan untuk mereka justru akan semakin dibuka.
Menanggapi Nyinyiran Terkait Program Makan Siang Gratis
Saat ditanya terkait nyinyiran yang sering dilontarkan terkait program makan siang gratis tersebut, Gibran menekankan bahwa program ini justru sudah dijalankan di 76 negara.
“Ini memang banyak yang nyinyir ya. Tapi bapak ibu harus tahu, program makan siang gratis dan susu gratis ini sudah ada di 76 negara,” kata Gibran yang langsung disambut secara meriah oleh orang-orang yang hadir di Sentul.
Putra sulung Presiden Joko Widodo itu juga mengatkan bahwa manfaat program ini sudah dirasakan oleh 400 juta anak-anak di seluruh dunia.
“Dan sudah dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 400 juta anak. Jadi bukan program yang mengada-ngada. Jadi ke depan, untuk menuju Indonesia emas, harus kita siapkan juga generasi emasnya,” pungkas Gibran.