HOLOPIS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk rencana penguatan satuan Siber di institusinya.
Sebagai langkah lanjutan, Agus mengungkapkan bahwa mereka akan menggandeng industri pertahanan yang ada untuk memperkuat satuan tersebut dengan alutsista yang modern.
“Kemudian juga kita akan mengoptimalkan juga satuan drone. Tentunya kita akan menggandeng inhan yang ada di dalam negeri,” kata Agus dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (1/12).
Langkah penguatan tersebut menurut Agus, demi mengikuti perubahan cara bertempur di dunia yang saat ini selain modern.
“Doktrin harus diikuti dengan pengembangan lingkungan strategis yang ada. 10 tahun lalu mungkin bertempurnya seperti itu,” ujarnya.
Mantan KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) itu kemudian mencontohkan penggunaan kekuatan Siber saat perang yang terjadi di Ukraina dan Palestina.
“Sekarang bertempurnya kalau rekan-rekan lihat di Ukraina di Palestina itu kita sudah menggunakan siber, drone dan itu juga kita akan membuat satuan atau mengoptimalkan satuan siber yang sudah ada,” tuntasnya.
Jenderal Agus Subiyanto pun sebelumnya juga telah menjanjikan bahwa pihaknya akan mendalami rencana pembentukan Angkatan Siber jika sudah menjadi Panglima TNI.
Dimana langkah awal yang akan dilakukannya nanti adalah dengan melakukan pembentukan kelompok kerja (pokja) untuk khusus membahasnya.
“Memang siber ini di negara-negara lain sudah jadi satuan sendiri, nanti kita akan mengkaji, kemudian membuat pokja,” kata Agus, Senin (13/11).
Agus bahkan menyebut bahwa pihaknya akan memaksimalkan Siber dalam menghadapi potensi ancaman dari berbagai pihak.
“Memang siber akan saya besarkan untuk menghadapi tantangan ancaman gangguan dan hambatan yang sesuai dengan banglistra yang terjadi,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Lemhanas RI, Andi Widjajanto mengungkapkan perlu adanya penambahan Matra terbaru di tubuh TNI.
Penambahan angkatan ke-4 itu menurut Andi, akan berfokus kepada penanganan kejahatan siber yang kian marak terjadi di era digital saat ini.
Andi Widjojanto pada Senin (7/8) membandingkan kondisi negara Singapura yang saat ini sudah memiliki digital and intelligence service sebagai angkatan keempat.
“Ada kebutuhan mereka untuk menarik talenta digital masuk ke sektor pertahanan siber,” kata Andi.