HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur eksekutif Survei and Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara menyampaikan hasil survei yang dilakukan lembaganya untuk mengukur potensi keterpilihan tiga Capres-Cawapres di Pilpres 2024 mendatang.
Salah satu sajian data yang ditemukan dari survei tersebut adalah, bahwa mayoritas warga Nahdliyyin atau kelompok Nahdlatul Ulama (NU) cenderung memilih pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2.
Dimana pemilih Prabowo-Gibran dari kalangan NU sebantak 42,2%. Sementara yang memilih Ganjar-Mahfud sebesar 27,0%. Dan yang memilih Anies-Muhaimin sebesar 26,6%.
Tidak hanya kalangan NU saja, warga Muhammadiyah juga disinyalir lebih banyak mendukung Prabowo-Gibran walau tak terlalu signifikan seperti warga NU, yakni 34,5%. Sementara yang memilih Ganjar-Mahfud sebanyak 27,0%. Dan yang memilih Anies-Imin sebanyak 28,5%.
“Dari seluruh publik yang merasa warga NU, warga Muhammadiyah dan bukan warga ormas keagamaan cenderung lebih besar menjatuhkan pilihannya kepada paslon Prabowo-Gibran,” kata Igor dalam rilis surveinya, Senin (27/11) seperti dikutip Holopis.com.
Dengan data dari SPIN, pendukung Ganjar-Mahfud dan Anies-Imin cenderung memiliki persentase yang sama.
“Untuk paslon Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin cenderung berbagi angka dukungan hampir sama,” ujarnya.
Lantas bagaimana kepada responden yang tidak menyatakan berafiliasi dengan NU dan Muhammadiyah, seberapa besar peluang mereka memilih Capres-Cawapres. Hasilnya Prabowo-Gibran dengan Anies-Imin memiliki skor yang sama. Yakni, Prabowo-Gibran mendapat 40,0% suara, dan Anies-Imin juga mendapat 40,0% suara. Sementara Ganjar-Mahfud mendapat 32,2%.
Kemudian untuk responden yang tidak berafiliasi dengan ormas keagamaan apa pun, hasilnya Ganjar-Mahfud lebih unggul dengan 35,0%. Sementara Prabowo-Gibran lebih kecil yakni 22,7%. Dan untuk Anies-Imin sebesar 25,1%.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa survei yang dilakukan oleh SPIN tersebut dilakukan dengan rentang waktu 10 hari, yakni mulai tanggal 1 – 10 November 2023 dengan melibatkan 2.178 responden yang tersebar di 38 provinsi di seluruh Indonesia.
Metodologi yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error (MoE) sebesar 2,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.