HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin menanggapi petuah yang disampaikan Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut soal pemimpin mulut manis dan muka ganteng.

Menurut Cak Imin, petuah yang disampaikan pria yang menjabat Menteri Agama (Menag) itu seperti omongan buzzer yang notabene bertugas untuk menggiring opini.

“Itu omongan buzzer,” kata Cak Imin dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (1/10).

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid menilai Gua Yaqut yang saat ini menjadi pembantu Presiden untuk mengurus masalah keagamaan tidak sepatutnya menyampaikan demikian.

Sama halnya seperti Cak Imin, Jazilul juga menganggap petuah Gus Yaqut tidak lebih dari omongan seorang buzzer dan provokator.

“Buang-buang omongan yang enggak perlu. Ini kan omongan pinggir jalan, omongan buzzer, omongan provokator yang seperti itu,” ujar Jazilul.

Ia lantas meminta Yaqut sebagai Menag untuk lebih berhati-hati dalam membuat pernyataan. Sebagai pejabat publik, menurut Jazilul, Yaqut seharusnya turut serta menjaga suasana harmonis.

“Dia digaji oleh pajak negara untuk membuat suasana harmoni, bukan untuk mengeluarkan statement statement yang enggak perlu,” ucapnya.

Sebagaimana diberitakan Holopis.com, Menag Yaqut sebelumnya melontarkan sebuah petuah yang pada intinya mengingatkan publik untuk lebih berhati-hati dalam memilih pemimpin.

Menurut Yaqut, cara yang tepat untuk melihat baik tidaknya seseorang dalam menjadi pemimpin adalah dengan melihat track record atau rekam jejaknya.

“Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih. Jangan asal begitu, harus dilihat dulu track record-nya bagus, syukur mukanya ganteng, syukur bicaranya manis, itu dipilih,” kata Yaqut, Jumat (29/9).

Selain itu, ia mengingatkan agar tak memilih pemimpin yang menggunakan agama untuk kepentingan politik. Meski ia meyakini politik tak akan terlepas dari agama.

“Jangan pilih orang yang menggunakan agama untuk kepentingan politiknya,” tukas Yaqut.