Bahkan di dalam sebuah video, Yudo menggunakan diksi “piting” untuk mengatasi aksi masyarakat, yakni 1 anggota TNI memiting 1 warga. Jika warga jumlahnya ada seribu orang, maka TNI yang perlu dikerahkan adalah seribu pasukan.
“Ya kan TNI-nya umpamanya, masyarakatnya 1.000 ya kita keluarkan 1.000. Satu miting satu itu kan selesai. Nggak usah pakai alat, dipiting aja satu-satu. Tahu dipiting nggak? ya itu dipiting aja satu-satu,” ucap Yudo.
Sedih saya dengarnya pak @Puspen_TNI ???????? " Satu orang piting satu orang, rakyatnya 1.000 kita turunkan 1.000 selesai…."
Dulu rakyat mengusir kompeni, kini diusir TNI, apabedanya kelen klu gitu. pic.twitter.com/PpOx2U73A1— ¥@N'$ (@yaniarsim) September 15, 2023
Pun demikian, saat ini Laksamana Yudo Margono sudah menyatakan permohonan maaf dan mengakui kekeliruannya dalam berucap, usai sebelumnya ada klarifikasi dari Kapuspen TNI Laksda Julius Widjojono, bahwa maksud miting yang diucapkan Panglima adalah merangkul.
“Tidak ada saya mengerahkan pasukan karena tidak ada permintaan untuk pengerahan pasukan yang sebanyak itu, kan perumpamaan saja. Tapi kalau pengertian masyarakat lain-lain ya pada kesempatan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,” kata Yudo.