HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan menyampaikan bahwa Ketua Umumnya, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah mengirim surat kepada Puan Maharani selaku Ketua bidang Politik DPP PDI Perjuangan, bahwa pihaknya belum bisa berkoalisi dengan PDIP di Pilpres 2024 mendatang.

“Mas AHY sebagai Ketum yang punya hubungan sangat baik dengan Mba Puan mengirimkan pesan dan pamit,” kata Hinca dalam keterangannya di Senayan, Jakarta Pusat seperti dikutip Holopis.com, Senin (18/9).

Ia menyampaikan bahwa keputusan politik Partai Demokrat untuk tidak bersama-sama dengan PDIP sebagai satu koalisi politik sudah berdasarkan keputusan matang partai, khususnya melalui Majelis Tinggi.

“Telah terjadi dialog dan diskusi yang cukup panjang tapi memang waktu yang sangat terbatas Majelis Tinggi Partai harus mengambil keputusan maka kami memutuskan hari ini seperti ini, kami mohon maaf belum bisa bersama-sama di tahun 2024,” ujarnya.

Pun demikian, Hinca memastikan bahwa Partai Demokrat dan PDIP tetap menjalin komunikasi yang baik, walaupun tidak berjalan dalam satu koalisi yang sama.

“Komunikasi dan silaturrahmi terus kita jaga untuk membangun negeri bersama-sama,” terang Hinca.

Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa DPP Partai Demokrat telah mengunjungi Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada hari Minggu (17/9) kemarin. Bahkan rombongan Demokrat yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut bertujuan untuk memantabkan diri berkoalisi di Pilpres 2024 mendatang.

Atas keputusan politik Partai Demokrat ini, PDIP secara otomatis mencoret AHY dalam daftar bursa Cawapres Ganjar Pranowo. Bahkan nama Ridwan Kamil yang sempat mencuat juga sudah dicoret lantaran Partai Golkar juga sudah mendukung Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia di Pilpres 2024 mendatang.

“Tadinya kan muncul nama Mas AHY, karena Demokrat sudah memutuskan menentukan ke Pak Prabowo ya, tentu saja sepertinya tak mungkin,” kata Puan di Jakarta Timur hari ini. “Pak RK juga, Golkar kan sudah dengan pak Prabowo. Jadi RK kader Golkar. Lagi pula saya dengar Munas di Golkar tetap putuskan capres dan cawapresnya Mas Airlangga. Jadi tak mungkin satu kader ada di sini dan gerbong lain ada di tempat lain,” tambahnya.