HOLOPIS.COM, BATAM – Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan salah satu faktor penting terjadinya konflik di Pulau Rempang adalah pengaruh dari masyarakat luar yang ingin ikut campur dalam persoalan investasi di sana.

Bahlil mengklaim bahwa dalam rencana keributan saat relokasi 16 kampung di Rempang itu justru sebenarnya akibat ulah warga luar Pulau.

“Ada juga ditengarai beberapa oknum yang juga dulunya pernah membangun perusahaan di sana tapi kemudian izinnya sudah dicabut. Ini juga kita membutuhkan penanganan khusus,” kata Bahlil dalam keterangannya pada Minggu (17/9) seperti dikutip Holopis.com.

Meskipun begitu, Bahlil pun menyatakan bahwa proyek Rempang Eco City akan terus berlanjut, namun dengan cara pendekatan warga yang berbeda.

“Proses penanganan (warga) Rempang harus dilakukan dengan cara yang soft, yang baik dan kita memberikan penghargaan ke masyarakat yang memang sudah turun-temurun di sana,” jelasnya.

“Kita berkomunikasi dengan baik sebagaimana layaknya. Kita ini sama-sama orang kampung, ini yang harus kita bicarakan,” lanjutnya.

Bahlil menyebut untuk sisi pengamanan juga akan dilakukan dengan humanis dan akan dilakukan evaluasi setiap minggunya.

“BP Batam dan Gubernur, kami bertiga telah sepakat melakukan rapat terus-menerus setiap minggu dan urusan keamanan Pak Wakapolri juga sudah menjamin bahwa akan melakukan secara soft semuanya,” tutupnya.