HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kilaulea, salah satu gunung berapi paling aktif di dunia yang berada di taman nasional Big Island, Hawaii, Amerika Serikat kembali meletus pada hari Minggu (10/9), setelah sempat tenang selama dua bulan.
Observatorium Gunung Api Hawaii mengatakan letusan yang terjadi pada sore hari di puncak Kilauea mengeluarkan gas yang akan menyebabkan kabut vulkanik.
Masyarakat yang tinggal di dekat taman nasional Big Island, Hawaii pun dihimbau untuk menghindari partikel vulkanik yang dimuntahkan ke udara akibat dari letusan gunung tersebut.
“Saat ini, lahar di Kilauea hanya terbatas di puncak dan tidak menimbulkan ancaman lahar bagi masyarakat,” tulis Badan Manajemen Darurat (EMA) Hawaii di media sosial X nya @Hawaii_EMA, seperti dikutip Holopis.com, Senin (11/9).
At this time, lava at Kilauea is confined to the summit and does not pose a lava threat to communities. However, eruptions emit volcanic particles and gases which may create breathing problems for people exposed. Follow guidance from @Volcanoes_NPS staff if you are in the area. pic.twitter.com/RzlnzVQvwM
— Hawaii EMA (@Hawaii_EMA) September 11, 2023
“Namun, letusannya mengeluarkan partikel dan gas vulkanik yang dapat menimbulkan masalah pernapasan bagi orang yang terpapar,” tambah EMA Hawaii.
Tingkat kewaspadaan gunung berapi pun dinaikkan menjadi status peringatan dan kode warna penerbangan berubah menjadi warna merah seiring para ilmuwan mengevaluasi dampak dari letusan serta bahaya lainnya.
Kilauea yang merupakan gunung berapi terbesar kedua di Hawaii, kerap meletus sejak September 2021 hingga Desember lalu. Letusan gunung berapi Kilauea pada tahun 2018 pun menghancurkan lebih dari 700 rumah.