Hal ini juga sebagai penegakan bahwa tidak ada perwakilan NU secara kelembagaan yang menjadi Caleg, Calon Kepala Daerah maupun Capres-Cawapres.
“Saya tegaskan sekali lagi di sini, tidak ada calon atas nama NU. Saya ulangi ya, tidak ada calon atas nama NU,” kata Gus Yahya di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (2/8).
Sehingga ketika ada kader NU yang maju dalam pemilu, maka sejatinya itu adalah representasi pribadi, bukan atasnama NU sebagai institusi.
“Jadi, kalau ada calon, itu atas nama kredibilitasnya sendiri, track record-nya sendiri, dan seterusnya. Tidak ada atas nama NU,” tegasnya.
Gus Yahya juga menegaskan, klaim bahwa ada pihak tertentu yang mengklaim telah mendapatkan restu dari para ulama dan Kiai PBNU adalah tidak benar. Hal itu karena sampai saat ini memang tidak pernah ada pembicaraan khusus mengenai itu.
“Kalau ada klaim bahwa kiai-kiai PBNU merestui, itu sama sekali tidak benar. Karena tidak pernah ada pembicaraan di dalam PBNU mengenai calon, sama sekali,” tandasnya.