HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wasekjen DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon menyampaikan rasa kecewanya kepada Anies Baswedan yang pada akhirnya memilih untuk berkhianat kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Padahal kata Jansen, Partai Demokrat sudah all out membela dan menjaga Anies Baswedan dari banyak persoalan yang menyeret nama bekas Gubernur DKI Jakarta itu.
“Mungkin sudah jalannya memang kita harus berpisah. Penting selama 1 tahun ini dengan segala keterbatasan yang kami punya, kami sudah berusaha berbuat yang terbaik yang bisa kami lakukan untuk jenengan mas Anies,” kata Jansen dalam surat terbuka, Jumat (1/9) seperti dikutip Holopis.com.
Ada banyak cerita yang tertoreh selama satu tahun terakhir Partai Demokrat memilih berjalan bersama Anies Baswedan yang memberikan janji politik untuk menjemput takdir bersama AHY di Pilpres 2024. Semua perjuangan besar dan tidak murah telah dikorbankan meskipun pada akhirnya berujung pada pengkhianatan politik.
“Mulai diawal-awal dulu sama-sama kita membackup jenengan ketika dicari-cari salah hukumnya di Formula E, membela dari serangan di medsos/media mainstream dll, mengamplifikasi gagasan jenengan ke publik, mengawal dan membuatkan acara jenengan di daerah, menerima jenengan dengan sangat hangat di DPP Demokrat, Cikeas sampai Pacitan,” terangnya.
Apalagi di dalam perjalanan panjang ini, Jansen menyebut Partai Demokrat selalu memilih untuk tidak goyah dalam mendukung Anies Baswedan, termasuk mendapatkan tawaran dari Ganjar Pranowo sebagai Bacapres dari PDIP, kemudian ajakan koalisi dari Partai Gerindra.
“Termasuk kami menolak seluruh godaan yang datang ke kami Demokrat dan mas AHY selama 1 tahun ini, yang secara lantang kami sampaikan ke publik bahwa kami tetap di koalisi perubahan. Dan semua pertemuan terbuka. Tidak ada ‘deal’ pakai pintu belakang. Dan banyak lainnya,” lanjutnya.
Di tengah perjuangan panjang itu pula, Jansen menyampaikan bahwa kondisi Partai Demokrat tidak pada posisi yang cukup baik. Dimana pihaknya harus dihadapkan dengan serangan politik sistematis dari Jenderal TNI (purn) Moeldoko yang berusaha keras merebut kepengurusan DPP Partai Demokrat melalui jalur pengadilan. Sementara sepanjang itu, Anies sama sekali tidak memberikan kontribusi apapun untuk membela posisi Demokrat di bawah kepemimpina AHY.
“Termasuk di tengah proses mendukung jenengan ini, kami juga harus kembali menghadapi PK terkait pengambilan alihan partai kami, dan banyak lagi lainnya yang terjadi selama 1 tahun perjalanan kita ini,” tandasnya.
Selain itu, seluruh kader Demokrat di seluruh Indonesia pun sudah sangat suka rela melakukan kampanye Anies Capres 2024 karena merasa yakin dengan pilihan bahwa Anies-AHY akan menjadi pasangan di Pilpres 2024. Hingga akhirnya kekecewaan itu meluap dengan penurunan semua alat peraga yang sudah suka rela dipasang di berbagai zona.
“Termasuk kader-kader kami di seluruh Indonesia dengan kemampuan yang mereka punya telah mensosialisasikan jenengan. Yang kemarin banyak balihonya pelan-pelan mulai diturunkan semua,” lanjut Jansen.
Jansen mengaku masih cukup shock dengan sikap politik Anies yang lebih memilih Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai Cawapresnya tanpa melalui koordinasi dengan Partai Demokrat maupun bersama Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang diisi oleh tiga partai besar Senayan, yakni Demokrat, PKS dan NasDem.
“Namun tanggal 1 September kemarin ternyata adalah akhir perjalanan kita. Akhir kata, kami ucapkan selamat berlayarlah mas Anies,” tukasnya.
Atas semia pengkhianatan yang dilakukan oleh Anies Baswedan, Jansen menyampaikan ucapan terima kasih kepada mantan relasi di Pilpres 2024 itu. Ia memilih mendoakan yang terbaik untuk Anies Baswedan.
“Kami doakan lancar perjalanan jenengan bersama pasangan yang baru dan koalisi yang baru. Dan selamat ber-deklarasi mas,” pungkasnya.