Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Eksportir beras terbesar di dunia, India memberlakukan lebih banyak pembatasan pada pengiriman biji-bijian. Langkah tersebut, dikhawatirkan dapat semakin menekan pasokan bahan pangan pokok secara global.

Pemerintah India akan menetapkan harga dasar sebesar US$ 1.200/ton untuk ekspor beras basmati, hal ini merupakan pernyataan langsung dari Kementerian Perdagangan.

Berdasarkan informasi berbagai sumber yang berhasil dirangkumkan Holopis.com, Selasa (29/8), pemerintah India juga mengatakan bahwa, hal tersebut akan mencegah beberapa pedagang mencoba menyelundupkan beras putih non-basmati yang telah dilarang untuk diekspor.

Adapun langkah ini ditempuh India, menyusul penerapan pajak ekspor sebesar 20% pada beras pratanak. Kini, negara “Anak Benua” yang menyumbang sekitar 40% perdagangan beras global pada tahun lalu itu, telah melarang atau menetapkan pembatasan terhadap ekspor seluruh jenis beras.

Perlu diketahui, imbas dari pemberlakuan tersebut harga beras di Asia ikut melonjak tinggi selama hampir 15 tahun pada awal bulan ini dan kemungkinan masih akan terus meningkat. Sehingga, meningkatkan biaya bagi importir seperti beberapa negara Afrika dan Filipina.

Selain itu, langkah India baru-baru ini juga sejalan dengan adanya upaya agresifnya guna mendinginkan harga pangan lokal menjelang pemilihan umum di awal tahun tahun, ketika Perdana Menteri Narendra Modi tengah mengincar masa jabatannya yang ketiga.

Tak hanya itu Presiden Asosiasi Eksportir Beras, B.V. Krishna Rao mengatakan bahwa dengan diberlakukannya pajak beras pratanak oleh India, maka akan membantu penurunan harga dalam negeri, serta membantu pemerintah dalam mengendalikan inflasi pangan.