HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan salah satu upayanya ketika Moeldoko mengajukan Peninjauan Kembali (PK) soal kepengurusan Partai Demokrat.
AHY pada Jumat (11/8) pun mengakui salah satu hal tersebut adalah ketika dirinya meminta bantuan Presiden Jokowi mengingat posisi Moeldoko sebagai bawahannya.
“Kalau ditanya apakah ada komunikasi dengan Presiden Jokowi. Yang kami lakukan di awal dulu ketika saya menjelaskan kepada beliau,” kata AHY dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (12/8).
Namun, mantan anak buah Moeldoko sewaktu bertugas di TNI itu pun mengatakan bahwa Presiden Jokowi tidak bisa membantunya karena tidak tahu menahu mengenai hal tersebut.
“Beliau juga mengatakan bahwa ya beliau tidak tahu apa-apa ketika itu,” imbuhnya.
Mendengar hal seperti itu, AHY pun langsung mengklaim bahwa dirinya mendapat desakan dari masyarakat untuk melakukan langkah tegas ketika Presiden Jokowi tidak mengambil tindakan tegas terhadap Moeldoko
“Tapi kita nggak masuk di sana, itu biarkan. Kita juga nggak ingin mengutak-atik hak prerogatif presiden, tapi rakyat bicara, tapi kami tidak ingin terganggu dengan apapun itu kami ingin fokus bahwa ini masalahnya ada kedaulatan partai yang ingin dirampas begitu saja,” klaimnya.
Di sisi lain, AHY pun mengungkapkan gugatan Moeldoko bisa menguatkan konsolidasi Partai Demokrat yang sempat terpecah sebelumnya.
“Alhamdulillah di situ bangkit militansi, keberanian, soliditas, dan kecepatan taktis yang kita jalankan dalam kepemimpinan krisis akhirnya hikmah besarnya justru Demokrat termasuk salah satu yang mendahului melakukan konsolidasi,” tutupnya.