HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel menyampaikan tantangan besar dalam menjalin kerjasama anti terorisme dengan negara-negara kawasan ASEAN.

Dikatakannya, bahwa tantangan besar yang dihadapi pihaknya adalah data sharing, atau secara istilah yakni tukar menukar data tentang terorisme. “Tantangannya data sharing,” kata Rycko kepada Holopis.com, Jumat (28/7).

Menurutnya, data sharing merupakan faktor penting dalam mencegah para pelaku terorisme untuk menjalankan aksi terorisme, atau bahkan melebarkan sayap dengan kelompok teroris di negara lain.

“Bisa saja mereka itu pelaku terorisme masuk DPO 1 negara, tapi begitu masuk negara lain dia tidak terdaftar, aman-aman saja, berkomunikasi di sini, merencanakan sesuatu di sini, seperti itu,” kata mantan Kepala Lemdiklat Polri tersebut.

“Atau berhubungan dengan kelompok atau jaringan yang ada di sini. Sementara imigrasi kita nggak tahu. Ini tantangan kita nih. Ini the most big challenge daripada kerjasama regional,” sambungnya.

Kendati demikian, Rycko memastikan sejumlah upaya lain dalam penanggulangan terorisme di kawasan ASEAN tidak menemui kendala yang berarti. Sehingga ia pun yakin, kerjasama itu akan tetap berjalan dengan baik.

“Kalau yang lain seperti capacity building, joint investigation, joint operation, itu semua bisa jalan dengan baik,” pungkasnya.