Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengakui ada kendala utama yang menjadi alasan operasi penyelamatan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens belum berhasil sampai saat ini.

Mantan Kepala Staf Angkatan Laut itu mengungkapkan, aparat sulit untuk menembus ke wilayah tempat KKB Papua yang menyandera kapten Philips untuk melakukan upaya dialog.

Namun, pihaknya belum mau menyerah mengingat tidak ada batasan waktu untuk operasi penyelamatan meskipun sebelumnya beredar video Philips akan dibunuh dalam kurun waktu dua bulan mendatang.

“Saya kira tidak ada target, tapi kita tetap terus berusaha. Karena kalau ditargetkan sampai kapan karena dialog ataupun koordinasi ini juga kan susah untuk menembus ke sana,” kata Yudo dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (7/5).

“Kesepakatan dua pihak ini kan juga nggak gampang,” imbuhnya.

Kesekian kalinya Yudo pun masih mengikuti kemauan Penjabat Bupati Nduga, berserta tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk melakukan komunikasi agar upaya penyelamatan warga negara Selandia Baru tersebut tidak menimbulkan kerugian atau korban jiwa, terutama bagi masyarakat yang ada di distrik sekitar lokasi penyanderaan.

“Tentunya PJ bupati juga masih berusaha dan menyanggupi untuk itu dan menahan saya supaya tidak melaksanakan atau melancarkan operasi militer, termasuk tokoh agama, toko masyarakat juga demikian, sehingga kita tetap menjaga distrik-distrik di sekitar itu supaya tetap kondusif dan masyarakat tidak mengungsi gara-gara kejadian ini,” terangnya.

Jenderal bintang empat itu pun kembali menekankan bahwa tidak akan ada operasi militer dalam membebaskan Philips yang sudah berbulan-bulan disandera KKB.

“Kita utamakan dengan cara persuasif, tidak dengan operasi militer,” tegasnya.