Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dalam sebuah video penyelamatan seorang pendaki gunung Everest asal Malaysia, ramai dibicarakan di dunia maya. Pasalnya Pria asal Malaysia yang nyaris kehilangan nyawa, tidak mengakui pertolongan yang dilakukan oleh Sherpa.

Lalu, siapakah sosok Sherpa yang dengan berani menyelamatkan seseorang dari zona kematian atau ‘death zone’ yang terletak di dekat puncak Everest dengan ketinggian mencapai 8.849 meter.

Dikutuip Holopis.com dari Britannica, Rabu (7/6), Sherpa atau Sharwa, adalah kelompok etnis yang tinggal di pengunungan Nepal. Mereka tinggal, di distrik Solu-Khumbu, di sekitar pegunungan Himalaya. Kebanyakan dari mereka, menggantungkan hidup mereka menjadi pemandu untuk pendakian berbagai gunung di Himalaya.

Kata Sherpa memiliki arti ‘orang timur’, yang mengacu pada asal mereka di Khams, Tibet Timur. Pada abad ke-15, mereka migrasi untuk mencari nafkah selama berabad-abad sebagai, penggembala, dan petani.

Sherpa baru memulai pendakian mereka saat abad ke-20, karena mereka menganggap gunung sebagai rumah para dewa. Seiring jalannya waktu, mereka pun menerima pendakian gunung sebagai mata pencaharian, para Sherpa tetap mempertahankan rasa hormat mereka terhadap pegunungan dan berusaha mencegah pendaki asing agar tidak mencemari lingkungan.

Istilah Sherpa sekarang ini lebih banyak mengacu pada berbagai kelompok etnis di wilayah tersebut yang menunjukkan keterampilan mendaki gunung dan trekking yang sangat baik. Meski begitu, tak semua pemandu di Himalaya merupakan Sherpa.

Bagi pendaki di pegunungan Himalaya, Sherpa punya peran penting sebagai pemandu sekaligus porter. Selain itu, Sherpa melakukan segalanya mulai dari membantu mendirikan tenda hingga membawa logistik pendaki ke kamp yang lebih tinggi.

Sherpa juga mengatur rute pendakian dan membantu pendaki, untuk mencapai puncak gunung. Kemampuan mendaki yang luar biasa, merupakan hasil adaptasi genetik akibat sudah hidup di ketinggian selama beberapa generasi