Hal ini disampaikan Hasyim untuk merespons kekhawatiran Mahfud MD bahwa pemilu 2024 bisa saja terjadi kecurangan, bahkan oleh penyelenggara pemilu.
“Kalau itu kan dari waktu ke waktu (antisipasi) kami lakukan ya,” kata Hasyim dalam keterangannya, Rabu (24/5) seperti dikutip Holopis.com.
Termasuk juga terhadap sistem informasi perhitungan suara (Situng). Menurutnya, semuanya sudah siap, pun nantinya akan tetap dilakukan simulasi untuk memastikan sistem siap 100 persen.
“KPU membuat Situng dan nanti akan kami ubah menjadi sistem informasi rekapitulasi hasil suara yang sudah kami praktikkan di Pilkada 2020 dan nanti kami akan adopsi di Pemilu 2024,” ujarnya.
Hasyim juga menegaskan bahwa Situng akan menjadi media transparansi bagi KPU sebagai penyelenggara pemilu agar masyarakat lebih tahu secara detail dan realtime hasil perhitungan suara Pemilu 2024 nanti.
“KPU juga melakukan verifikasi, apakah hitungannya sudah benar atau tidak. Kalau memang salah supaya publik juga tahu bahwa ada hitungan yang salah,” terangnya.
Sebelumnya, Mahfud MD mengingatkan bahwa kecurangan pemilu 2024 tetap akan sangat berpotensi terjadi dengan berbagai cara dan oleh siapa saja, termasuk berpeluang terjadi di kalangan lembaga penyelenggara pemilu.
“Apakah Pemilu kita bebas dari kecurangan, tidak. Pemilu pasti akan diwarnai dengan kecurangan yang kemarin dan besok. Makanya saya bilang ke pak Hasyim dan Bawaslu, konstitusi dan hukum sekarang sudah beda dalam mengatur kecurangannya,” kata Mahfud di UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Selasa (22/5) kemarin.
Apalagi jika melihat dari perjalanan pemilu yang pernah berlangsung, nyaris terdapat kecurangan walaupun selalu bisa diatasi.
Baca selanjutnya di halaman kedua