Tak hanya masyarakat, pemerintah juga menurutnya harus turut aktif dalam mewujudkan Pemilu yang damai, salah satu caranya adalah dengan meng-counter berbagai potensi hoaks yang ada.
“Butuh partisipasi dari semua pihak tentunya untuk mewujudkan pemilu yang damai agar terhindar dari segala hal-hal negatif yang dapat merusak marwah dari penyelenggaraan Pemilu 2024,” pesannya.
Syamsul menegaskan, pihaknya tidak akan tinggal diam jika ada pihak yang mencoba untuk mengganggu kestabilan Pemilu lewat hoaks ataupun fitnah di tengah sosial masyarakat.
“Kami generasi muda akan merangkul semua elemen untuk bahu membahu dalam mensukseskan serta menghalau setiap kelompok dan golongan yang tidak pro terhadap berjalannya Pemilu damai,” tegasnya.
Selain itu, Syamsul juga mendorong penyelenggara pemilu yang dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan lembaga terkait lainnya untuk lebih solid dalam menciptakan situasi aman, damai serta kondusif.
“Jangan sampai antar lembaga penyelenggara pemilu terjadi konflik internal yang menyebabkan ketidakstabilan pemilu,” harapnya.
Dia juga meminta penyelenggara Pemilu untuk tidak segan memberikan sanksi yang tegas kepada setiap kelompok ataupun golongan yang coba membuat gaduh di tengah penyelenggaraan pemilu 2024 yang akan datang.
Lebih dalam, Komite Mahasiswa Indonesia berharap kepada seluruh elemen mahasiswa dan pemuda untuk lebih aktif berperpartisipasi dalam membantu penyelenggara Pemilu guna mengawasi pemilu agar tidak terjadi kecurangan serta pelanggaran-pelanggaran sebagaimana yang telah diatur dalam UU Pemilu.
Tak cuma itu, KMI jugar berharap mahasiswa dapat menciptakan sebuah lembaga survei. Menurutnya, hal itu penting untuk dilakukan sebagai perbandingan lembaga survei lain yang mungkin saja berujung pada potensi kecurangan.
“Karena ada beberapa hasil survei yang notabennya dilakukan oleh beberapa lembaga, sering kali bermuara pada capres tertentu, serta condong tendensius,” pungkasnya.
