Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pengamat keamanan, Alto Lugher memberikan saran kembali kepada manajemen PT ASI Pudjiastuti Aviation atau Susi Air untuk kembali membuka peluang negoisasi dengan KKB Papua demi mengeluarkan dan menyelamatkan pilotnya, Kapten Philip Mark Mehrtens.

Hal ini sekaligus memberikan pandangan tentang perspektifnya beberapa waktu yang lalu, bahwa penyelamatan pilot Susi Air sebenarnya menjadi tanggung jawab penuh pihak perusahaan. Sementara aparat keamanan Indonesia seperti TNI dan Polri masih belum perlu untuk turun tangan langsung melakukan misi penyelamatan.

“Menurut saya, sebagai entitas bisnis, komunikasi publik Susi Air terkait kasus ini kurang strategis,” kata Alto dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (6/5).

Alto memberikan 2 (dua) buah kritikan kepada manajemen Susi Air, perusahaan maskapai penerbangan domestik milik bekas Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tersebut.

Pertama soal confidence pilot. Dimana ia menyebut bahwa manajemen PT ASI Pudjiastuti Aviation menyatakan confidence pilot rendah.

“Bu Susi menyatakan dalam konpers bahwa ‘confidence pilot‘ rendah,” ujarnya.

Dan yang kedua cukup disayangkan Alto, bahwa ada narasi pihak Susi Air menyatakan tidak akan membuka negoisasi dengan KKB Papua sebagai pihak penyandera.

“Di sisi lain, Bu Susi juga mengeluarkan pernyataan bahwa tidak akan bernegosiasi dengan penyandera,” tandasnya.

Bagi Alto, statemen semacam itu seharusnya tidak perlu keluar dalam konteks strategi penyelamatan.

“Menurutku, pernyataan kedua itu tidak perlu dikeluarkan. Pernyataan seperti ini akan berkontribusi pada menurunnya konfiden pilotnya. Paling tidak keluarga-keluarga dari pilot-pilot, khususnya WNA akan mempertanyakan: is it worth working for Susi Air,” sambungnya.

Dua konteks itu ditekankan Alto adalah berdasarkan analisis pengalaman yang pernah ia jalani sebagai periset wilayah konflik khususnya Timur Tengah.

“Kenapa saya mengatakan begitu? Karena pengalaman bekerja di darah konflik yang jauh lebih berbahaya dari beberapa lokasi di Papua,” pungkasnya.

Sebelumnya, Alto pernah memberikan penilaian bahwa risiko penyanderaan dan penyerangan pesawat Susi Air sangat besar karena beroperasi di wilayah terdekat dengan kelompok separatis KKB Papua.

Jika manajemen Susi Air paham betul tentang manajemen risiko tersebut, kasus penyanderaan pilot Philip yang terjadi di Papua bisa diminimalisir.

“Sebenarnya, penyanderaan Pilot Susi Air ini tidak akan terjadi, atau bisa terhindari. Sudah ada warnings yang dikeluarkan oleh berbagai pihak terkait situasi di Papua dan perkembangan pola ancaman,” kata Alto, 27 April 2023.

Setidaknya, ada 3 peringatan yang dipaparkan oleh Alto yang dinilai telah dinegasikan oleh manajemen Susi Air. Antara lain ;

1. New Zealand (NZ) Travel Advisory

Pemerintah NZ sudah dari awal membatasi warga negaranya untuk bepergian ke Papua karena regular occurence alias kejadian yang sudah terjadi terus menerus terkait kekerasan dan ancaman kekerasan terhadap orang asing oleh kelompok bersenjata, termasuk resiko penyanderaan.

Ini sudah jelas warning pertama.

2. Kebijakan pemerintah NZ bagi warga negaranya yang memutuskan untuk bepergian ke daerah dengan ancaman penyanderaan.

Pemerintah NZ secara terbuka telah mengumumkan ke publiknya bahwa mereka tidak akan membayar tebusan, atau akan mengikut kemauan penyandera yang berhubungan dengan kebijakan pertahanan keamanan, dan kebijakan luar negerinya.

Bahkan, NZ pun sudah merekomendasikan agar mereka yang memutuskan untuk bepergian ke daerah rawan penyanderaan agar: mengikuti arahan aparat keamanan terkait situasi keamanan terkini, dan larangan untuk bepergian ke daerah tertentu.

Di samping itu, NZ pun sudah merekomendasikan agar mendapatkan masukan dari orang yang punya keahlian soal keamanan, dan, punya asuransi penyanderaan.

Ini sudah warning ke dua

3. Larangan dari TNI
Panglima TNI secara gamblang sudah mengatakan bahwa mereka sudah melarang Susi Air terbang, tapi Susi Air memaksa untuk terbang.

“Sebenarnya, jika 3 points di atas didengar dan diikuti oleh Susi Air, penyanderaan ini tidak akan terjadi,” pungkasnya.