Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menko Polhukam Mahfud MD mengingatkan para umat muslim di Indonesia untuk lebih cerdas menyerap ilmu Islam.

Mantan hakim konstitusi itu bahkan menyatakan, umat muslim di Indonesia sebenarnya tidak perlu meniru tradisi berpakaian bangsa lain selama pakaian dan budaya yang dipraktikkan bangsa Indonesia sesuai dengan inti ajaran Islam.

“Islam wasathiyah yang harus menjadi ciri khas bangsa Indonesia mengajarkan penganutnya bersikap moderat dalam segala bidang, termasuk dalam berpakaian. Wasatiyyah berarti di tengah, moderat,” kata Mahfud dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (13/4).

“Jadi, bukan tradisi orang Arab itu yang kita ambil dan praktikkan, misalnya menggunakan gamis atau cadar, tapi bagaimana inti ajaran Islam kita laksanakan dengan baik,” sambungnya.

Mahfud kemudian menggunakan contoh para pahlawan perempuan muslim di Indonesia yang memiliki jati diri Indonesia tanpa perlu meniru gaya berpakaian negara Arab Saudi.

“Banyak tokoh-tokoh perempuan Islam Indonesia di masa lalu juga hanya menggunakan kerudung, bukan jilbab seperti yang populer digunakan saat ini,” ungkapnya.

Mahfud kemudian menceritakan pengalaman dirinya ketika ada seorang perempuan bercadar mengajaknya untuk berfoto bersama.

Usai berfoto bersama, Mahfud bertanya jika dia menggunakan cadar saat berfoto, siapa yang tahu bahwa di balik cadar itu adalah dirinya.

“Dia tidak bisa menjawab. Masa dia bercadar tapi berfoto dengan saya. Lha, orang lain akan bertanya siapa yang di balik cadar itu?” bebernya.

Oleh karena itu, Mahfud menegaskan bahwa pemerintah bukan melarang penggunaan tradisi Arab melainkan agar umat Muslim di Indonesia lebih cerdas mengambil inti ajaran Islam.

“Pancasila juga mengakui kebebasan setiap manusia, tapi kebebasan mereka dibatasi oleh orang lain. Makanya Pancasila menyebutnya keadilan sosial. Inilah wasathiyah,” pungkasnya.