HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya menyampaikan bahwa saat ini Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) sudah semakin solid untuk mendukung Anies Rasyid Baswedan di Pilpres 2024 mendatang. Koalisi yang beranggotakan Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut menyatakan akan melakukan seleksi ketat terhadap partai politik lain yang ingin bergabung.

“Kalau ada (parpol) yang mau gabung, kan kita harus lihat-lihat gitu kan. Jadi tentu banyak hal,” kata Willy dalam keterangannya, Jumat (24/3) seperti dikutip Holopis.com.

Ia mengaku tak khawatir dengan dinamika politik 2024 mendatang. Sebab, ia yakin bahwa keberuntungan akan berpihak kepada pihaknya.

“Biasanya anak sholeh rezekinya itu tahu-tahu datang saja gitu,” ujarnya.

Pun demikian, ia memberikan jawaban mengapa sampai dengan saat ini belum juga ada deklarasi bersama untuk mendukung Anies Baswedan bisa maju dalam bursa Pilpres 2024.

Alasannya, ia mengatakan bahwa KPP akan menunggu terlebih dahulu jika ada gerbong partai politik lain yang ingin bergabung. Sehingga deklarasi bisa dilakukan sekaligus saja.

“Tadi kenapa kami belum menetapkan kapan akan deklarasi besar, itu berharap ada partai lain yang bisa bergabung,” terang Willy.

Aktivis 98 yang bersahabat karib dengan Adian Napitupulu tersebut menyebutkan, bahwa pihaknya akan terus menjalin komunikasi dengan banyak parpol untuk bergabung dalam sekoci koalisinya guna memenangkan Pemilihan Presiden 2024.

“Intensitas komunikasi itulah yang kemudian menjadi ice breaker untuk kemudian terbentuknya koalisi yang jauh lebih besar,” ucapnya.

Dia menyebut KPP merupakan koalisi yang memiliki perkembangan cepat dibandingkan koalisi lain dengan adanya piagam koalisi berikut bakal capres yang diusungnya sebagai salah satu strategi untuk menggaet masuknya parpol lain.

“Strateginya satu saja, Anies jadi presiden menang Pilpres 2024, taktiknya banyak hal. Taktiknya tiga partai ini sebagai modal dasar cukup, tapi kemudian kita harus lihat kalau toh ada tetangga yang tidak mencapai kesepakatan (membentuk koalisi), kenapa kita tidak bersama-sama (KPP)?” tuturnya.