HOLOPIS.COM, JAKARTA – Juru bicara (Jubir) DPP PSI, Joedea Aris Theofilus menolak sistem pemilu proporsional tertutup yang diwacanakan pada pemilu 2024.
Joedea mengatakan bahwa sistem pemilu proporsional tertutup ini dipimpin atau diwakili oleh orang-orang yang tidak dikenal secara rekam jejaknya.
“Coba bayangin, dengan sistem terbuka saja banyak caleg-caleg eks napi koruptor yang bebas berkeliaran bisa bertanding di Pemilu. Kalau tertutup bagaimana,” ungkap Joedea kepada Holopis.com, Kamis (12/1).
“Kalau dengan sistem tertutup artinya masyarakat tidak sama sekali mengetahui dan mengenal, bahkan bisa terpilih para caleg-caleg eks napi korupsi,” lanjutnya.
Selain itu, ia menambahkan analogi sistem proporsional tertutup seperti membeli kucing dalam karung jika direalisasikan pada pemilu mendatang
Bakal Caleg DPRD DKI Jakarta Dapil IV Jakarta Timur dari PSI tersebut menegaskan ingin dipimpin oleh orang-orang yang dikenal secara rekam jejak dan prestasinya.
“Kita tahu bersama bahwa kedaulatan sepenuhnya berada ditangan rakyat. Hak memilih itu harusnya rakyat. Masa iya, rakyat tidak mengetahui siapa orang yang dia pilih mewakilkan dirinya sebagai wakil rakyat di lembaga legislatif,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, PDI Perjuangan (PDIP) menjadi satu-satunya partai di parlemen yang masih bersikukuh mengusulkan wacana sistem proporsional tertutup atau mencoblos partai politik (parpol) di Pemilu 2024.
Wacana itu pertama kali dilontarkan oleh partai besutan Megawati Soekarnoputri pada Februari 2022 lalu. PDIP menganggap sistem proporsional terbuka atau mencoblos calon anggota legislatif (caleg) yang diterapkan saat ini menelan ongkos Pemilu mahal.
Isu tersebut kemudian semakin gaduh usai kader PDIP-NasDem resmi mengajukan gugatan uji materiil terhadap Undang-undang (UU) Pemilu terkait sistem proporsional terbuka ke Mahkamah Konstitusi (MK).