HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sekjen Partai NasDem, Johnny Gerard Plate mengaku hanya bisa pasrah dan menerima kenyataan apabila dirinya bersama kader partai Nasdem lainnya harus ditendang dari kursi Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Jokowi.

Meskipun begitu, Johnny menegaskan bahwa kesiapan tersebut harus diterima semua partai yang duduk di kabinet karena urusan tersebut adalah keputusan Jokowi sebagai pemilih hak prerogatif Presiden.

“Semua partai, kalau saya bilang semua partai, tanpa terkecuali, karena itu hak prerogatif yang dilindungi oleh konstitusi, jangan menabrak konstitusi, itu hak presiden,” kata Johnny dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (5/1)

Dengan kapasitas sebagai pembantu presiden, Johnny mengklaim bahwa dia siap menjalakan apa pun arahan presiden.

“Secara pribadi apalagi, kita di sini kan sebagai pembantu presiden. Melaksanakan kebijakan dan arahan presiden, itu sepenuhnya ada di presiden. Apa pengaruhnya pendapat pribadi saya terhadap keputusan presiden, yang ada itu keputusan presiden,” tukasnya.

Di sisi lain, Johnny pun mengumbar bahwa partai Nasdem telah ikut bersama sejak 2014 untuk membangun koalisi, memperjuangkan capres, memenangkan capres bersama-sama.

Meskipun begitu, Johnny kemudian meminta agar isu reshuffle tersebut terus diolah dan dilemparkan ke publik.

“Karenanya serahkan itu pada bapak presiden untuk mengambil keputusan dan kebijakannya, jangan sampai ada presiden-presiden mendadak di republik ini. Presiden dadakan yang mencoba berasumsi dirinya sebagai presiden atau mempengaruhi presiden, presidensial right prerogatif presiden, jangan! serahkan itu pada presiden,” pungkasnya.