HOLOPIS.COM, CIANJUR – Hari raya Natal bisa dinikmati oleh siapapun, termasuk oleh para warga Cianjur yang beberapa waktu lalu mengalami bencana gempa 5,6 Magnitudo.

Namun, mereka tidak ingin berlama-lama berlarut dalam kesedihan atas meninggalnya ratusan kerabat maupun hancurnya bangunan rumah mereka.

Dengan kesederhanaan cukup bermodalkan tenda, para korban gempa Cianjur masih bisa merayakan syahdunya ibadah Natal di Gereja Santo Petrus, Kota Cianjur, Jawa Barat, pada Minggu (25/12).

Acara keagamaan ini dilaksanakan dengan menggunakan tenda yang didirikan di depan gereja. Tampak tenda besar bernuansa biru dan putih berdiri kokoh di halaman depan pintu masuk gereja.

Pemilihan lokasi ini dikarenakan kondisi Gereja Santo Petrus yang mengalami rusak berat pasca gempa. Selain itu, peniadaan kegiatan ibadah di dalem gereja juga untuk menghindari rasa trauma apabila terjadi gempa susulan yang dapat mengganggu jalannya ibadah keagamaan.

Petugas keamanan yang terdiri dari unsur TNI-Polri terlihat berjaga di pintu masuk. Setelah pintu masuk, nampak sejumlah panitia melakukan pemeriksaan awal berupa pengecekan suhu tubuh, pemberian hand sanitizer dan pembagian masker bagi jemaat yang tidak membawa. Hal ini dilakukan dalam rangka penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi Covid-19.

Tanpa mengurangi kekhusyukan acara, warga melaksanakan seluruh rangkaian keagamaan dengan khidmat.

Intan Simarmata selaku ketua panitia natal di Gereja Santo Petrus menuturkan, warga cukup antusias dalam perayaan natal di tengah kondisi pascagempa.

“Malam Natal dan ibadah paginya, sepertinya ada 700 warga yang hadir disini, cukup antusias sekali walaupun situasi seperti ini, warga tetap suka cita untuk bergabung merayakan natal bersama,” ujar Intan dalan keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (26/12).

Hal senada juga diungkapkan Supri salah satu jemaat Gereja Santo Petrus, dirinya mengaku ingin bangkit setelah kejadian pascagempa.

“Saya sangat optimis terhadap kebangkitan cianjur, toleransi antar umat beragama dalam masa darurat kemarin juga telah menjadi bukti bahwa kita bisa bangkit bersama,” tukas Supri.

Kegiatan ini juga diharapkan menjadi momentum kebangkitan warga cianjur dengan sikap toleransi antarumat beragama dalam menghadapi situasi pascagempa.