HOLOPIS.COM, PALU – Pegiat literasi, Khoirul Anam menyebut bahwa salah satu tantangan besar era digital seperti saat ini adalah krisis literasi, khususnya literasi digital. Sebab, banyak sekali propaganda yang muncul dan bertebaran di berbagai platform digital baik website maupun sosial media.

“Persoalan kita adalah maraknya stigmatisasi dan hoax,” kata Anam dalam talkshow festival media 2022 yang diselenggarakan di Jodjokodi Convention Center (JCC), Palu, Sulawesi Tengah seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (10/12).

Selain itu, era digital yang terbuka seperti saat ini juga dipenuhi oleh narasi buruk yang berkaitan dengan kekerasan akibat salah paham dalam berpikir dan mengambil perspektif terhadap suatu isu dan pemberitaan. Kondisi ini juga memperburuk situasi sosial di media sosial.

“Ada narasi kekerasan, logical fallacies dan propaganda online. Ditambah lagi situasi itu didukung dengan maraknya glorifikasi media,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Anam yang merupakan penulis buku tersebut mengajak masyarakat khususnya di Palu agar meningkatkan kualitas literasi. Sebab, kecakapan literasi menjadi benteng pertama seseorang bisa terbebas dari propaganda negatif dan hoaks.

“Kita harus melek literasi. Perhatikan sumber informasi dan pandai melakukan track agar bisa terus kritis,” tuturnya.

Jika memang ditemukan adanya indikasi bahwa kabar atau informasi yang didapat memiliki dampak negatif kepada diri sendiri dan orang lain, sebaiknya jangan ikut menyebarkannya lagi.

Take actions, saring sebelum sharing,” pungkasnya.