HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan telah menemui sebagian besar pihak-pihak yang terlibat dalam pertandingan antara Arema dan Persebaya pada tanggal 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang yang berujung pada kerusuhan dan menewaskan lebih dari 130 orang.
Investigasi dilakukan dengan mendatangi dan mewawancarai berbagai pihak, serta mendapatkan bukti-bukti pendukung yang menjadi bahan analisis tim yang dipimpin oleh Menko Polhukam Mahfud MD itu.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh anggota TGIPF, Doni Monardo. Mantan Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut mengatakan, bahwa tim saat ini berada di Malang untuk melakukan berbagai tahapan investigasi.
“Investigasi kita lakukan di setiap tahapan, mulai dari perencanaan pertandingan, persiapan, pelaksanaan, hingga, terjadinya kerusuhan dan penanganan korban pasca kerusuhan, sehingga kita bisa menemukan siapa yang bertanggungjawab di setiap tahapan itu,” kata Doni Monardo dalam keterangannya yang diterima Holopis.com dalam rapat koordinasi tim TGIPF dengan stakeholder di Kabupaten Malang, Jumat (7/10) malam.
Tim yang dibagi dalam sejumlah kelompok itu bekerja secara simultan dengan mendatangi para pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pertandingan sepakbola tanggal 1 Oktober lalu. Satu tim mendatangi pihak panitia pelaksana, pengurus klub Arema, dan berdialog dengan perwakilan supporter.
Tim lain mendatangi Polres Malang, Sat Brimob Malang, dan Kodim 0808 Kab Malang. Tim ini sebelumnya juga sudah mendatangi sejumlah pihak di Surabaya. Satu tim lagi berada di Jakarta yang bertugas mendapatkan keterangan yang bisa diakses dari Jakarta.
Berbagai alat bukti penting juga sudah didapatkan. Misalnya CCTV di dalam stadion yang bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peristiwa kerusuhan pada malam itu. Video-video yang menggambarkan sejumlah kejadian di berbagai titik juga telah dikumpulkan oleh tim.
“Berbagai alat bukti penting yang didapatkan ini nantinya akan memperkuat dan mempertajam analisis kita sehingga peristiwa Kanjuruhan ini dapat kita ungkap secara menyeluruh dan independen,” ungkap Sekretaris TGIPF, Nur Rochmad yang juga adalah mantan Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Kejaksaan Agung.
Keterangan tentang penggunaan gas air mata juga sedang dikumpulkan dan didalami oleh tim, baik dari pihak pengamanan, panitia pelaksana, maupun dari pihak korban.
Tim TGIPF hari ini akan melanjutkan kegiatannya antara lain dgn mengunjungi Stadion Kanjuruhan untuk memastikan kondisi dan standard kelayakan stadion, termasuk pintu-pintu dan kelengkapan personil petugas (steward) di setiap pintu.
Korban luka yang telah kembali ke rumah juga akan ditemui tim untuk mendapatkan kesaksian yang lebih utuh tentang peristiwa pada malam itu. Demikian juga, keterangan dari sejumlah dokter yang menangani para korban akan didapatkan.
Tim yang diketuai langsung oleh Menko Polhukam Mahfud MD ini praktis bekerja 24 jam untuk memenuhi ekspektasi publik atas pentingnya segera menghasilkan pencarian fakta yang menyeluruh atas Tragedi Kanjuruhan.