HOLOPIS.COM, JAKARTA – Federation Internationale de Football Association atau Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), secara resmi telah membekukan sepak bola India yang berada di bawah naungan All India Football Federation (AIFF) pada Selasa (16/8).
FIFA secara tegas menjatuhkan hukuman kepada AIFF akibat adanya intervensi atau campur tangan pihak ketiga mengenai proses pemilihan ketua umum.
FIFA menilai bahwa terdapat pelanggaran serius terhadap statuta, hingga akhirnya hukuman pun diberikan kepada AIFF.
Pra sanksi, FIFA sejatinya telah memberikan suatu peringatan kepada AIFF. Dalam peringatannya mengatakan, apabila ada intervensi pihak ketiga, maka akan dikenakan sanksi berat berupa pembekuan. Hal itu diumumkan pada awal Agustus 2022.
Pernyataan mengenai ancaman itu sendiri hadir pasca Supreme Court (SC) of India atau Mahkamah Agung India melayangkan permintaan kepada Komite Eksekutif AIFF, untuk mengadakan pemilihan ketua umum sesuai dengan apa yang diusulkan oleh Committee of Administrators atau Komite Adminstrator (COA), yang dimana COA sendiri kini tengah ditugaskan menjalankan tugas yang diemban AIFF.
Akibat adanya sanksi FIFA tersebut, dampak terbesar kini dirasakan India, dimana Piala Dunia Wanita U-17 pada 11-30 Oktober nanti otomatis batal digelar.
Peristiwa yang Berujung Sanksi FIFA
Rangkaian masalah sepak bola India diawali oleh mantan presiden AIFF bernama Praful Patel yang juga merupakan anggota dewan FIFA, menolak melepaskan jabatannya sebagai pemegang tahta tertinggi federasi sepak bola di negara tersebut.
Praful Patel berdalih bahwa pandemi yang berkepanjangan lah yang membuatnya enggan melepas jabatan ketua umum AIFF.
Menanggapi hal ini, pada 18 Mei SC turun tangan, hingga akhirnya Patel mengundurkan diri dari jabatannya setelah ada tuduhan, bahwa dia dianggap melanjutkan perannya sebagai Ketum tanpa pemilihan umum yang telah ditetapkan.
Seiring dengan hal itu, Kushal Das selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) AIFF dikabarkan mengambil cuti kerja, namun tanpa batasan waktu yang jelas.
Dalam kasus Kushal, dilaporkan bahwa telah ditemukan ia melakukan suap ke suatu perusahaan astrolog menjelang kualifikasi Piala Asia 2023 India.
Sejak itu, banyak perubahan yang sedang diupayakan untuk merestrukturisasi AIFF sambil menghindari sanksi dari FIFA.
SC kemudian menunjuk COA untuk menjalankan AIFF, ini lah awal mula yang mendorong FIFA untuk memberikan sanksi berat pada India.
Sanksi FIFA
Diketahui, saat ini AIFF tengah dijatuhi sanksi oleh FIFA karena intervensi pihak ketiga. Campur tangan pihak ketiga ini mengacu pada situasi, dimana AIFF dianggap gagal untuk tetap independen, terkooptasi dan tidak lagi memiliki kendali atas organisasinya.
Akibatnya kini tak ada lagi gelaran sepak bola Internasional yang berkaitan dengan negara India. Hal ini berlaku untuk seluruh kelompok umur tim nasional, selain itu berlaku juga bagi jenis gender turnamen baik pria maupun wanita.
Selain itu, sanksi ini juga berdampak pada geliat transfer internasional, serta kursus atau program pengembangan apa pun yang dapat atau sedang diikuti oleh AIFF.
Larangan ini berarti secara total menyentuh semua kegiatan terkait sepak bola luar negeri India. Namun, pertandingan liga domestik hingga transfer pemain domestik masih bisa berlanjut.
Terkait hal ini, FIFA awalnya percaya pada COA untuk bisa menjalankan AIFF dan percaya bahwa Komite tersebut tidak akan membuat perubahan besar pada konstitusi AIFF.
Namun ketika rancangan pertama konstitusi dirilis, dilaporkan, terlihat bahwa administrator yang ditunjuk oleh pengadilan telah mengubah komite eksekutif AIFF itu sendiri.
Badan yang dipilih secara demokratis di antara asosiasi negara yang menjalankan urusain AIFF, hingga cara eksekutif komite mulai terbentuk.
Terkait hal ini, Ketua di antaranya adalah bahwa komite eksekutif akan terdiri dari 50 persen dari ‘pemain terkemuka’. Oleh karenanya, 35 asosiasi negara bagian dengan hak suara terkini, harus bersaing dengan 35 pemain terkemuka yang dimana akan memiliki hak suara yang sama. Hal tersebut tentu dinilai bertentangan dengan undang-undang FIFA.
Selanjutnya, COA juga merubah nama turnamen yang telah tersedia sebelumnya, hingga bagaimana sistem mengenai degradasi tim dan promosi tim. Dalam hal ini, AIFF akan menjalankan liga teratas saja.
Keinginan FIFA
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada AIFF, FIFA mengungkapkan bahwa masalah tersebut perlu ditangani secepatnya agar sanksi bisa dicabut kembali.
Dalam hal ini, mandat COA harus dicabut sepenuhnya dan AIFF secara independen harus sepenuhnya bertanggung jawab atas jalannya persepakbolaan India.
Selain itu, FIFA juga menginginkan konstitusi AIFF direvisi berdasarkan ketentuan FIFA dan kebijakan AFC.
Kelanjutan Sanksi FIFA
FIFA sejatinya ingin penyelesaian masalah ini harus dicapai sesuai dengan ketentuan yang ada.
Sidang penyelesaian masalah digelar di Mahkamah Agung (SC), dimana akan ada penjelasan mendalam antara penilaian SC dengan kehendak FIFA.
FIFA akan bersikeras bahwa semua tuntutannya dipenuhi, atau larangan itu akan terus berlanjut.
Sebagaimana yang dikatakan FIFA dalam pernyataan terbarunya yang mengatakan, secara pasti memutuskan jatuhan sanksi penangguhan terhadap AIFF.
“Biro Dewan FIFA dengan bulat memutuskan untuk menangguhkan Federasi Sepak Bola Seluruh India (AIFF) dengan segera karena pengaruh yang tidak semestinya dari pihak ketiga, yang merupakan pelanggaran serius terhadap Statuta FIFA,” tulis rilis FIFA.
“Penangguhan akan dicabut setelah perintah untuk membentuk komite administrator untuk mengambil alih kekuasaan Komite Eksekutif AIFF telah dicabut dan administrasi AIFF mendapatkan kembali kendali penuh atas urusan sehari-hari AIFF. Penangguhan tersebut berarti bahwa Piala Dunia Wanita U-17 2022, yang dijadwalkan berlangsung di India pada 11-30 Oktober 2022, saat ini tidak dapat diadakan di India seperti yang direncanakan,” tutup rilis FIFA.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa FIFA akan mencabut semua sanksi yang membelenggu AIFF jika seluruh masalahnya dituntaskan, sehingga keran kompetisi internasional bisa pulih kembali dan Piala Dunia Wanita U-17 2022 Oktober nanti dapat terselenggara sebagaimana mestinya.