HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Jokowi mewanti-wanti seluruh jajarannya untuk memenuhi kebutuhan gula nasional yang saat ini masih jauh dari target.
Menteri Pertanian Yasin Limpo mengatakan, arahan dari Jokowi komoditas gula merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang berpengaruh terhadap inflasi serta terpengaruh dengan terjadinya berbagai disrupsi dan pengurangan importasi gula dari negara-negara lain.
“Presiden mengharapkan dalam waktu yang sangat cepat, ada langkah-langkah bersama antara kementerian baik (Kementerian) Pertanian, (Kementerian) BUMN, (Kementerian) Perdagangan, (Kementerian) Perindustrian untuk mencoba mempersiapkan berbagai hal, minimal mempersiapkan kebutuhan gula nasional kita secara baik,” kata Syahrul (20/7).
Yasin membeberkan, kebutuhan gula nasional secara umum adalah 7,3 juta ton, sementara gula konsumsi 3,2 juta ton dan gula industri 4,1 juta ton. Sementara produksi gula nasional masih sangat rendah, yaitu 2,35 juta ton.
“Presiden juga minta agar langkah untuk memperkuat gula konsumsi harus dilakukan, berarti ada 850 ribu ton untuk dipersiapkan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Jokowi pun memerintahkan Yasin Limpo bersama menteri lain, Menteri BUMN lebih khusus, untuk mempersiapkan baik rawat ratun dari tebu maupun bongkar ratun.
“Artinya, ada lahan-lahan intensifikasi dan lahan-lahan ekstensifikasi yang harus digarap secara bersamaan,” terangnya.
Syahrul mengungkapkan, Kepala Negara terus memonitor secara berkala mengenai masalah pangan. Presiden pun menginstruksikan kementerian terkait untuk dapat memberikan dukungan dalam memperkuat kebutuhan gula konsumsi nasional.
“Menteri BUMN diberikan arahan untuk mulai dari hulu sampai hilir terlibat dan menteri lain tentu saja sesuai dengan teknis kementerian atau tugas kementerian lain untuk memberikan dukungan agar Menteri BUMN bisa melangkah lebih cepat memperkuat kebutuhan-kebutuhan gula konsumsi kita khususnya dan secara bertahap akan masuk pada gula industri yang cukup besar itu,” pungkasnya.