JAKARTA, HOLOPIS.COM – Lembaga Survei Lingkaran Suara Publik (LSP) merilis temuan terbaru mereka mengenai elektabilitas calon Presiden yang diperkirakan akan bertarung di Pilpres 2024 mendatang.
Peneiti senior LSP Indra Nuryadin mengatakan, dalam survei ini mensimulasikan dimana yang capres yang dimasukkan hanya para elit partai politik saja. Hasilnya menunjukkan keuntungan bagi elektabilitas Prabowo. perolehan keterpilihan Prabowo meningkat menjadi 32,7%. Disusul Puan Maharani 20,1%; AHY 16,8%, Muhaimin Iskandar 10,9% dan; Airlangga Hartarto 8,8%.
Pertanyaan berikut, survei juga menanyakan tingkat keyakinan publik terhadap peluang dicalonkannya beberapa calon yang punya potensial besar oleh partai-partai politik. temuannya; 68,2% publik tidak yakin Ganjar akan dicalonkan oleh PDIP sebaliknya hanya ada 10,7% yang yakin. Hal yang berbeda terjadi pada Puan dimana yang tidak yakin ada 27, 1% dan yang Yakin 29,7% dan ada 33,8% yang ragu-ragu. Angka keyakinan terhadap Puan lebih besar dibanding Ganjar sebaliknya angka ketidakyakinan lebih besar terhadap Ganjar dibanding Puan.
“Terhadap Prabowo 80,2% publik yakin Prabowo akan dicalonkan Partai Gerindra menjadi calon Presiden 2024,” kata Indra, Senin (20/6).
Sementara, tingkat keyakinan terhadap akan dicalonkannya Anies oleh partai-partai politik rendah, dimana hanya ada 20,4% yang yakin. Paling dominan adalah publik yang tidak yakin sebesar 35,1% dan ada 25,8% yag ragu-ragu. Berikutnya hal yang sama ditanyakan juga bagi Airlangga Hartarto dan Erick Thohir, dimana masing-masing memeroleh keyakinan 32,2% dan 7,8%.
“Jika kita lihat pola umum, bahwa publik lebih yakin bahwa para Capres yang berlatarbelakang elit tertinggi parpol akan dicalonkan oleh parpol untuk menjadi Capres 2024 dibanding oleh Capres yang berlatar non elit tertinggi Parpol,” terang Indra.
Survei juga membuat simulasi pertanyaan elektabilitas yang terdiri dari satu lawan satu (head to head) dan berpasangan dengan 3 pasang dan 2 pasang bersaing. Hasilnya ditemukan bahwa jika Prabowo bersaing satu lawan satu selalu tampil sebagai pemenang dengan perolehan persentase 37,4% (simulasi 1); 39,1% (simulasi 2); 40,4% (simulasi 3) dan; 43,3% (simulasi 4).
“Pada Simulasi berpasangan dengan 3 pasang bersaing, pasangan yang menyandingkan Prabowo dengan calon lainnya seperti Ganjar, Puan, Anies dan Khofifah selalu tampil sebagai pemenang. Namun hanya Prabowo-Ganjar yang diprediksi mampu menuntaskan persaingan dalam 1 putaran pilpres saja, sementara selebihnya tidak,” kata Indra.
Simulasi V dan VI yang tidak memasukkan Prabowo dalam persaingan menunjukkan pasangan Airlangga-Ganjar bersaing ketat dengan Anies Ridwan Kamil (simulasi V) dan Puan-Anies bersaing ketat dengan Ganjar-Ridwan Kamil (simulasi VI).
Pada simulasi berpasangan 2 pasang bersaing, simulasi I Prabowo-Ganjar akan menang telak dan keluar sebagai pemenang hanya dalam 1 putaran saja melawan Anies-AHY dengan perolehan suara sebesar 58,3%. Untuk simulasi 2 Prabowo-Puan vs Ganjar-Erick persaingan ketat terjadi dimana dua pasangan ini berbagi angka masing-masing 49,7% vs 43,8%. Pada simulasi ke 3 pasangan Prabowo-Anies menang vs Puan-Ganjar namun akan terjadi 2 putaran Pilpres. Terakhir pada simulasi ke 4 pasangan Prabowo-Puan melawan Airlangga-Erick berhasil menang dan Pilpres akan berlangsung 1 putaran dimana Prabowo-Puan memeroleh 50,1%.
Pun demikian, Indra menyampaikan disklaimernya, bahwa hasil survei yang ia paparkan tersebut bisa saja berpotensi berubah di kemudian hari.
“Temuan survei ini merupakan hasil pada saat survei ini dilakukan. Tentunya sangat mungkin untuk berubah karena dinamika sosial politik yang begitu cepat,” tegasnya.
Sekedar diketahui, bahwa hasil survei ini merupakan temuan saat survei yang dilaksanakan pada 29 Mei-9 Juni 2022 dengan jumlah sampel 1230 responden, margin of error 2,8% dengan tingkat kepercayaan 95%. Sampel tersebut merupakan penduduk yang berusia 17 tahun keatas dan disebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan bantuan kuesioner.