Marcos kemudian mencalonkan diri sebagai calon preisden dari Partai Nasionalis melawan orang terpilih Partai Liberal yakni Diosdado Macapagal.
Secara mengejutkan, Ferdinand Marcos mampu menang atas Diosdado Macapagal dan otomatis menduduki kursi orang nomor satu Filipina. Marcos dilantik menjadi Presiden terhitung pada 30 Desember 1965.
Kursi Kepresidenan Marcos di periode pertama berjalan mulus, banyak kemajuan di bidang pertanian, industri hingga sector Pendidikan. Atas hal itu ia Kembali menjadi Presiden terpilih tuk kedua kalinya di periode selanjutnya pada tahun 1969. Terlepas dari itu semua, pemerintahan Marcos sebenarnya mengalami kendala, aksi demonstrasi dari mahasiswa meningkat dan tingkat kekerasan pun tinggi.
Memasuki 21 September 1972, Marcos mulai memberlakukan darurat militer di Filipina menyusul tingkat kritik tajam yang terus menghampirinya. Politisi dari pihak oposisi pun ditangkap dan dipenjara. Salah satu nama oposisi yang gencar melancarkan kritik yakni Benigno Aquino, ia dipenjara selama hamper delapan tahun lamanya.
Di sisi lain, selepas diberlakukannya darurat militer, istri Ferdinan Marcos yakni Imelda Romualdez yang kerap disebut mantan ratu kecantikan menjadi sosok yang kuat. Dia pun tak lepas dari kritik tajam dari berbagai golongan karena kerap kali memberikan jabatan penting kepada kerabat dekatnya baik di pemerintahan maupun di industri.
Imelda dengan mudahnya memberikan jabatan kepada kerabatnya karena ia sadar akan posisinya yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur Metropolitan Manila serta ketika Menteri Pemukiman Manusia dan Ekologi, periode 1975-1986.
Terakhir, pada tahun 2010 Imelda terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Filipina yang mewakili distrik kedua dari llocas Norte. Imleda sendiri terkadang dipanggil sebagai Kupu-kupu Baja atau Kupu-kupu Besi. Dia pun kerap kali diingat sebagai seorang Wanita dengan symbol keroyalan dari kekuasaan politik suaminya seperti koleksi sepatunya yang berjumlah 2700 pasang.