JAKARTA, HOLOPIS.COM – Gelombang demo di Sri Lanka terus berlangsung di tengah krisis ekonomi yang menimpa negara tersebut. Bahkan pada hari ini, Jumat (6/5), para buruh dikabarkan menggelar aksi mogok kerja.
Tak hanya itu, para buruh di Sri Lanka juga dikabarkan meminta kuil hingga gereja untuk membunyikan lonceng selama satu jam. Hal disebut-sebut sebagai bentuk solidaritas antar sesama.
Sehari sebelumnya, tepatnya pada hari Kamis (5/5), masyarakat dari kalangan mahasiswa menggelar demo besar-besaran, menuntut agar Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mundur dari jabatannya.
Demonstrasi sebetulnya pecah sejak Maret lalu. Namun, presiden dan keluarganya di jajaran pemerintahan menegaskan tak akan mengundurkan diri.
Demonstrasi semakin besar usai salah satu pedemo Chamida Lakshan tewas akibat ditembak polisi pada pertengahan April lalu. Pelaku penembakan disebut-sebut sudah ditangkap.
Sebagai informasi, Sri Lanka saat ini tengah menghadapi krisis ekonomi yang terparah sejak satu dekade terakhir. Krisis itu semakin diperburuk dengan adanya pandemi covid-19.
Saat pandemi melanda, mereka harus kehilangan pendapatan akibat penutupan sektor pariwisata.
Negara Asia Selatan itu semakin terpuruk karena inflasinya tinggi, harga makanan melonjak, defisit yang berakibat pada pemadaman listrik selama beberapa pekan, kekurangan obat-obatan hingga bahan bakar.
Untuk mengurangi krisis, pemerintah kemudian meminta bantuan ke Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Kini, permintaan bantuan dari IMF telah masuk dalam tahap negosiasi. Namun, kepala bank sentral Sri Lanka mengatakan hal tersebut akan sia-sia. Sebab, bantuan apapun dari pemberi pinjaman tinggal beberapa bulan lagi.
Sehingga, untuk menambah pendapatan negara, pemerintah akan segera mengungkap anggaran baru dan menaikkan pajak.