JAKARTA, HOLOPIS.COM – Anoa-2 6×6 Kendaraan tempur (Ranpur) buatan PT Pindad (Persero), jalani uju ledak ranjau yang dilakukan dengan peledakan ranjau/TNT yang ditempatkan di bawah lambung kendaraan. Ranjau yang dijadikan bahan peledak, mengacu pada standar STANAG 4569-AEP-55 volume 2 Level 3B (TNT 8 Kg).
Uji kedak ini dilakukan, untuk memastikan kemampuan bertahan terhadap keselamatan penumpang berada pada tingkat perlindungan yang disyaratkan sesuai standar dan mendapatkan sertifikasi kelaikan darat.
Simulasi uji ledak yang dilakukan ini, yaitu awak kendaraan dengan sebuah manekin khusus Anthropomorphic Test Device (ATD) crash test dummy bekerja sama dengan FNSS yang dilengkapi sensor untuk mengukur risiko cedera pada awak kendaraan sehingga dapat dievaluasi kelaikan ballistic protection dari Ranpur 6×6 Anoa-2.
Struktur tahan ledak ranpur Anoa-2 6×6 disiapkan secara khusus untuk mengaplikasikan tingkat perlindungan ranpur di medan darat, yaitu dengan menambahkan adds on berupa V-shape di bawah lantai kendaraan antara roda tengah dan belakang.

“Kegiatan uji di sini konsepnya adalah bagaimana kita meningkatkan ballistic protection dari ranpur anoa-2 dengan menambahkan V-shape untuk struktur tahan ledaknya, nanti bisa di lihat perbandingannya sebelum peledakan dan sesudah peledakan seperti apa,” jelas Prima Kharisma, VP PM & K3LH Pindad, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/12).
“Kemudian nanti harapannya kita akan memverifikasi bersama sesuai dengan NATO STANAG 4569 khususnya untuk burried mine threat atau ranjau dengan berbagai parameter yang akan diukur,” lanjut Prima.
Tujuan dari pengujian dan sertifikasi ini, juga untuk memperoleh data uji materiil yang dapat dijadikan sebagai bahan peningkatan kemampuan ranpur tahan ranjau di medan darat ke depannya.