SUMUT, HOLOPIS.COM Pemerintah mengakui bahwa selama ini mereka terjebak dengan strategi ekspor-impor yang dianut oleh Negara Indonesia.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin menjelaskan, sudah sejak lama Indonesia telah melakukan ekspor hasil perkebunan mentah ke berbagai negara. Ekspor tersebut memberikan nilai tambah bagi perekonomian negara. Namun, bahan mentah tersebut kembali lagi ke Indonesia setelah di olah menjadi barang jadi.

“Kita ingin secepatnya keluar dari jebakan negara pengekspor bahan mentah, dan lepas dari ketergantungan pada produk-produk impor dengan mempercepat revitalisasi industri pengolahan. Saya meyakini strategi ini bisa memberikan peningkatan nilai tambah bagi perekonomian nasional,” kata Ma’ruf, Jumat (10/12).

Indonesia, lanjut Ma’ruf berambisi untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih besar dari hasil alam yang dimiliki selama ini. Oleh karena itu, Indonesia harus segera melakukan revitalisasi industri sebagai upaya untuk lepas dari ketergantungan pada produk impor. Lebih lanjut, ada tiga strategi konkret yang dapat dilakukan untuk mewujudkan percepatan ini.

“Kepada jajaran Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, kita perlu segera upayakan langkah-langkah untuk mempercepat terwujudnya sistem perdagangan internasional yang terbuka, adil, tertib, serta bebas dari hambatan dan pembatasan yang selama ini tidak menguntungkan,” jelasnya.

Kedua, adalah dengan membangun dan melengkapi berbagai sarana dan prasarana penunjang proses produksi, distribusi, dan logistik untuk peningkatan produktivitas serta aktivitas ekspor. Serta ketiga, dengan membentuk tata kelola niaga yang baik.

“Membentuk tata kelola niaga yang saling menguntungkan antara produsen dan konsumen, termasuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pekebun,” bebernya.

Melalui ketiga strategi ini, Ma’ruf meyakini dapat menjadi tonggak bangkitnya kejayaan dan sejarah perjuangan perkebunan dalam memberikan sumbangsih bagi perekonomian, khususnya meningkatkan devisa negara dari hasil ekspor perkebunan.

“Saya ingin kita bersama-sama menggaungkan kembalinya kejayaan rempah Indonesia. Ini selaras dengan amanat Bapak Presiden pada Hari Tani Indonesia Tahun 2017. Tujuannya adalah untuk mewujudkan kesejahteraan petani serta keunggulan agribisnis Indonesia,” pungkasnya.