JAKARTA, HOLOPIS.COM Direktur Eksekutif Centre for Youth and Population Research (CYPR) Dedek “Uki” Prayudi menilai, bahwa menggoreng isu proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan dikaitkan dengan pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Tengah tidak relevan.

Ia menilai bahwa alasan pemindahan ibu kota hanyalah pemindahan pusat pemerintahan semata. Karena Jakarta sebagai kota megapolitan dinilai sudah tidak mampu lagi menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi sekaligus.

“DKI Jakarta sudah tak mampu menanggung beban sebagai pusat ekonomi dan pusat pemerintahan sekaligus,” kata Uki, Rabu (13/10).

Menurut demografer muda itu, alasan mengapa Jakarta dianggap tidak mampu lagi menjalankan bebannya sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian sekaligus, karena kepadatan penduduknya yang terlalu besar.

“Kepadatan 15 ribu lebih penduduk per km² yang mayoritas pakai air tanah sebabkan amblasnya tanah 6-18 cm per tahun, 7.000 ton sampah per hari yang kalau divisualisasikan sebesar candi Borobudur,” terangnya.

Bagi Uki, mengaitkan polemik proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan pemindahan Ibu Kota tidak tepat.

“Jadi menggoreng isu pindah ibu kota menggunakan isu kereta cepat atau sebaliknya ya tidak relevan, karena yang pindah cuma status pusat pemerintahan,” tandasnya.

Justru dengan menggoreng isu kedua obyek tersebut menurut Uki, adalah bentuk kealpaan isu yang ingin diangkat oleh kelompok oposisi, seperti kader Partai Demokrat.

“Tapi saya seneng isu ini digoreng oposisi, walau argumennya lucu-lucu. Artinya lagi gak ada isu serius,” pungkasnya.

Sebelumnya, Deputi Luar Negeri dan Keamanan Nasional DPP Partai Demokrat periode 2020-2025, Susilawati menyinggung tentang dua isu kereta cepat Jakarta-Bandung dengan pemindahan Ibu Kota.

“Jakarta – Bandung mau dibangun kereta cepat. Pembangunannya penuh dengan kontroversi. Intervensinya tak rasional. Setelah dibangun, justru ibukotanya mau dipindah. Terus orang Bandung ngapain cepat2 ke Jakarta? Bingung khan?,” tulis quote hasil tangkap layar yang dipublikasi Susilawati hari ini, Rabu 13 Oktober 2021.

Di caption foto, Susilawati menuliskan bahwa kalimat tersebut bisa direnungkan. “Kalimat ini semoga menginspirasi”.