Bagja juga berharap masyarakat luas harus tetap bijak dalam mengoperasikan akun-akun sosial media mereka masing-masing, tidak menyebar informasi yang belum terbukti kebenarannya.
“Bukan hanya orang awam, orang terpelajar pun bisa terbawa menyebarkan hoaks tanpa melihat latar belakang mereka. Terseret arus kepentingan biasanya,” beber Bagja.
Jurnalis lainnya yakni Afditya juga berpandangan yang sama, bahwa hoaks memang sedang marak di tengah derasnya arus informasi melalui platform digital. Tidak pandang bulu, juga termasuk tokoh penting pun ikut menyebarkan hoaks. Salah satunya tokoh Haikal Hassan yang kini tersandung dan diperkarakan terkait dana haji.
“Jadi hoaks tidak pandang bulu seperti ini, semua berisiko menyebarkan dan termakan hoaks,” ucapnya.
Di tempat yang sama, anggota JJP Wilbrodus Nafie pun mengajak kepada masyarakat luas untuk berhati-hati di medsos. Memang media seperti instagram memudahkan sekali untuk menulis informasi. Jika mengoperasikan media sosial tidak dibarengi dengan literasi yang baik dan emosional yang cukup, maka hoaks akan mudah tersebar.
“Dan hal yang penting terutama bagi kita awak media. Ini skill bagi kita untuk mencermati dan memaknai sesuatu yang akan kita infokan kepada masyarakat. Seperti soal Pilpres, itu hoaks kan banyak. Kita pikir setelah Pilpres maka hoaks selesai, ternyta itu tidak. Hanya saja menurun,” kata Nafie.
Salah satu pilihan yang paling disukai adalah parcel kue kering. Sobat Holopis bisa menyiapkan berbagai…
Kecepatan laju motor di MotoGP, top speed bisa mencapai lebih dari 350 km/jam. Dalam catatan…
Dua gedung pencakar langit di Kazan, Rusia, menjadi sasaran serangan beberapa pesawat nirawak (drone) Ukraina,…
Pembalap MotoGP akan memacu motornya sekencang mingkin, untuk bisa berada di posisi terdepan. Selain adu…
Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), mengukuhkan Prof. Eva Achjani Zulfa, SH, MH sebagai Guru Besar…
Potongan tarif listrik sebesar 50 persen di bulan januari dan Februari 2025, diapresiasi YLKI (Yayasan…