Bagja juga berharap masyarakat luas harus tetap bijak dalam mengoperasikan akun-akun sosial media mereka masing-masing, tidak menyebar informasi yang belum terbukti kebenarannya.
“Bukan hanya orang awam, orang terpelajar pun bisa terbawa menyebarkan hoaks tanpa melihat latar belakang mereka. Terseret arus kepentingan biasanya,” beber Bagja.
Jurnalis lainnya yakni Afditya juga berpandangan yang sama, bahwa hoaks memang sedang marak di tengah derasnya arus informasi melalui platform digital. Tidak pandang bulu, juga termasuk tokoh penting pun ikut menyebarkan hoaks. Salah satunya tokoh Haikal Hassan yang kini tersandung dan diperkarakan terkait dana haji.
“Jadi hoaks tidak pandang bulu seperti ini, semua berisiko menyebarkan dan termakan hoaks,” ucapnya.
Di tempat yang sama, anggota JJP Wilbrodus Nafie pun mengajak kepada masyarakat luas untuk berhati-hati di medsos. Memang media seperti instagram memudahkan sekali untuk menulis informasi. Jika mengoperasikan media sosial tidak dibarengi dengan literasi yang baik dan emosional yang cukup, maka hoaks akan mudah tersebar.
“Dan hal yang penting terutama bagi kita awak media. Ini skill bagi kita untuk mencermati dan memaknai sesuatu yang akan kita infokan kepada masyarakat. Seperti soal Pilpres, itu hoaks kan banyak. Kita pikir setelah Pilpres maka hoaks selesai, ternyta itu tidak. Hanya saja menurun,” kata Nafie.
Rendahnya Literasi Digital Masyarakat Dinilai Jadi Penyebab Hoaks Bertebaran
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.