JAKARTA, HOLOPIS.COM – Aktris Game Of Thrones, Esme Bianco menggugat penyanyi Marilyn Manson dengan tuduhan pelecehan seksual, fisik, dan emosional.
Dalam gugatan yang diajukan ke pengadilan federal di Los Angeles, Bianco mengatakan Manson melanggar undang-undang perdagangan manusia dengan membawanya ke California dari Inggris dengan alasan palsu berperan dalam video musik dan film yang tidak pernah direalisasikan.
Sebuah email yang meminta komentar dari seorang pengacara yang sebelumnya mewakili Manson tidak segera dibalas. Manson membela dirinya dengan  mengatakan bahwa semua hubungan pribasinya sepenuhnya berdasarkan kesepakatan masing-masing dan tidak ada paksaan.
Gugatan tersebut menuduh bahwa pada tahun 2009, Manson, yang memiliki nama asli Brian Warner, menerbangkan Bianco ke Los Angeles untuk merekam video musik berjudul “I Want To Kill You Like They Do In Movies”
Gugatan tersebut juga mengatakan Bianco ditempatkan untuk tinggal di rumah Manson dan bukan di hotel yang sudah ia pesan, dan tidak ada kru, hanya Manson sendiri yang mengurus dari telfon.
Gugatan itu menuduh Manson melarang Bianco makan dan tidur, menguncinya di kamar tidur, mencambuknya, menyetrumnya, mencoba memaksanya untuk berhubungan seks dengan wanita lain dan mengancam akan memasuki kamarnya dan memperkosanya di malam hari.
Keduanya juga disebutkan memulai hubungan jarak jauh akhir tahun itu.
Bianco, yang memerankan Ros di tiga musim pertama Game of Thrones, pertama kali melontarkan banyak tuduhan pada Februari. Dia adalah salah satu dari beberapa wanita yang membuat tuduhan setelah aktris Evan Rachel Wood mengatakan di media sosial bahwa Manson telah melakukan pelecehan seksual, fisik dan emosional selama mereka menjalin hubungan.
Label rekaman dan agen Manson membantah tuduhan terhadapnua. Pada bulan Februari, Manson, penyanyi yang kerap tampil nyentrik ini menulis di Instagram,
“Klaim baru-baru ini tentang saya adalah distorsi realitas yang mengerikan. Hubungan intim saya selalu sepenuhnya atas persetujuan masing-masing dengan pasangan yang berpikiran sama. Terlepas dari bagaimana – dan mengapa – orang lain sekarang memilih untuk salah menggambarkannya, itulah kebenarannya” (zik)