JAKARTA, HOLOPIS.COM – Puluhan terduga teroris ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dalam beberapa pekan terakhir. Operasi senyap dilakukan kepolisian usai terjadi serentetan aksi teror di wilayah Indonesia.
Diketahui, pasangan suami istri berinisial L dan YSF melakukan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar pada Minggu (28/3) lalu. Selang tiga hari kemudian, Markas Besar Kepolisian RI turut diserang teroris menggunakan pistol airgun.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa setidaknya sudah ada sekitar 60 terduga teroris yang ditangkap oleh kepolisian sejauh ini. 30 Diantaranya, berkaitan dengan bom Makassar.
“Ada kurang lebih 55 sampai 60 orang yang kami amankan,” kata Listyo dikutip cnnindonesia.com, Jakarta pada Sabtu (3/4).
Jenderal bintang empat itu harus sampai turun gunung untuk mengecek pengamanan di sejumlah gereja selama hari Raya.
Sejumlah teroris di Makassar yang ditangkap berkaitan dengan kelompok Villa Mutiara yang dahulu sempat dipimpin oleh Ustaz Basri. Tercatat, 20 orang terduga teroris dari kelompok itu pernah ditangkap oleh Densus 88 pada awal Januari 2021 lalu.
Hanya saja, L dan YSF yang merupakan pelaku bom bunuh diri luput dari penangkapan itu. Setelah bom meledak, barulah polisi mengamankan tersangka berinisial W yang merupakan otak perakit bom.
Densus, juga menangkap sejumlah rekan L dan YSF di kelompok tersebut. Beberapa orang itu diduga kuat memberi motivasi agar L dan YSF menjalankan aksinya. Selain itu, terdapat juga pihak yang ikut survei lokasi pengeboman.
“Tersangka R alias R ikut melakukan survei ke lokasi amaliyah bersama L dan YSF. Artinya, sudah direncanakan titik dilakukannya aksi amaliyah bunuh diri tersebut,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan, Selasa (30/3).
Selain rangkaian operasi di Makassar, polisi juga menangkap sejumlah terduga teroris di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Penangkapan semula dilakukan di Condet, Jakarta Timur dan Kabupaten Bekasi.
Kemudian, polisi mengembangkan perkara tersebut dan menangkap sejumlah terduga teroris lagi di ITC Mangga Dua, dan Tangerang Selatan. Para teroris itu, diduga memiliki bom dengan daya ledak tinggi.
Dalam konferensi pers, Polda Metro Jaya memamerkan sejumlah atribut ormas terlarang, Front Pembela Islam beserta kartu tanda anggota (KTA) FPI. Hingga saat ini, kepolisian masih mengembangkan keterlibatan ormas itu dengan kelompok teror.
“Foto HH dan ZA ada pada saat sidang (Rizieq) dan beberapa kegiatan-kegiatan ormas terlarang itu (FPI), ini masih kami dalami korelasinya apakah benar ada keterkaitan mereka semuanya,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Selasa (30/3).
Masih pada pekan kemarin, Polri juga melakukan serangkaian penyergapan terduga teroris di sejumlah wilayah tepatnya pada Selasa (30/3). Pertama, mereka menangkap seorang terduga teroris berinisial NM di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Selain itu, ditangkap juga teroris di wilayah Nganjuk, Jawa Timur.
Kemudian, Densus 88 juga menangkap tiga orang saat menggerebek sebuah rumah di Perumahan Sanggar Indah, Kampung Nagrak, Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Rabu (31/3). Aparat menyita senjata tajam seperti samurai dan golok, ketapel, kartu identitas, dan baju.
Densus 88 Antoteror juga sempat dilaporkan mengamankan seorang terduga teroris di Surabaya dan menyita sejumlah barang bukti seperti kotak amal dan buku tentang jihad. Terduga yang diamankan berinisial S, warga Simorejo Sari A, RT 04 RW 06, Kelurahan Simomulyo, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya. S (41) merupakan anggota Jemaah Islamiyah (JI).
Densus juga menangkap sejumlah terduga teroris di Yogyakarta dan Tuban pada Jumat (2/4). Seorang terduga teroris berinisial R-H alias A-O (42) yang diamankan di Tuban, merupakan bagian dari JAD.
Masih pada hari Jumat, mereka juga sempat melakukan penggeledahan di Pondok Pesantren (ponpes) Ibnul Qoyyim di RT 04 RW 07 Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman, DIY.
Selang dua hari, yakni pada Minggu (4/4), Densus 88 menggeledah kantor Syam Organizer di di RT 30 RW 08, Kumendaman, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, DIY.
Namun demikian, belum ada keterangan secara utuh dari pihak kepolisian mengenai serangkaian operasi senyap dalam penindakan terorisme yang dilakukan. Kadiv Humas Polri, Inspektur Jenderal Argo Yuwono dijadwalkan akan menggelar konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta pada Rabu (7/3) mendatang.
Follow channel WhatsApp Holopis.com
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.