Jakarta, Holopis.com – Sebuah video berdurasi 15 menit 29 detik viral beberapa hari terakhir. Dalam video itu, 3 KSB sedang berkomunikasi melalui handy talkie (HT) menantang perang aparat dengan keamanan TNI-Polri, pesawat sipil dan militer termasuk mengecam Bupati Paniai.
Diperkirakan, pimpinan KSB Intan Jaya di Distrik Kebo, Kabupaten Paniai adalah orang yang sedang berkomunikasi tersebut. Sedangkan seorang lagi membawa senjata api laras pendek jenis revolver dan satu orang merekam.
Dalam video itu, terungkap beberapa hal antara lain, permintaan semua senjata di Kampung Magataga dibawa ke Kabupaten Paniai terkait rencana aksi mereka di Distrik Kebo, Kabupaten Paniai. Mereka juga berencana melakukan gangguan terhadap kampung halaman Bupati Paniai, Meki Fritz dan Frans Nawipa serta akan membunuh orang di Enarotali. Hal ini dipicu oleh Bupati Paniai dan keluarganya yang dianggap tidak bertanggung jawab atas uang mereka sebesar Rp 2,35 Miliar.
Mereka juga mengancam akan membuat perang di Enarotali dengan menembak pesawat, baik pesawat sipil maupun helikopter TNI-Polri. Bahkan mereka juga memerintahkan menculik seorang gadis dan membunuh anak-anak.
Sampai dengan saat ini, pihak Kodam XVII/Cenderawasih dan Polda Papua masih terus melakukan pendalaman dan identifikasi terhadap 3 KSB di dalam video tersebut yang diperkirakan anggota KSB Intan Jaya.
Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan video ini menjadi bukti dan fakta bahwa KSB sebagai Front Bersenjata OPM selama ini sering melakukan perbuatan intimidasi dan teror mulai pembakaran pesawat Mission Aviation Fellowship (MAF) di Kampung Pagamba, pembakaran tower BTS milik PT Telkom di Puncak, pembakaran 1 unit rumah masyarakat, penembakan terhadap masyarakat sipil khususnya pendatang, pembacokan terhadap tukang ojek dan penyerangan terhadap aparat keamanan di wilayah Sugapa. Selain itu, front politik dan front klandestinnya juga aktif beraksi khususnya di dunia maya.
“Untuk itu, TNI-Polri akan melakukan tindakan tegas kepada KSB sebagai upaya penegakan hukum dan aturan serta menjaga kedaulatan negara, sehingga terwujud Papua yang damai dan sejahtera,” tegasnya. (Teguh)