HOLOPIS.COM, JAKARTA – Larangan aborsi yang diumumkan Mahkamah Agung Amerika Serikat, membuat Google otomatis hapus berbagai informasi terkait pengguna yang mengunjungi klinik aborsi atau tempat lain yang dapat memicu masalah hukum.
Selain itu, dilansir dari Associated Press, Minggu (3/7), dalam blog resminya Google menjelaskan perlindungan privasi baru. Dengan menghapus, pusat konseling, pusat kesuburan
Kemudian fasilitas perawatan kecanduan, klinik penurunan berat badan, dan klinik bedah kosmetik sebagai tujuan lain yang akan dihapus dari riwayat lokasi pengguna.
“Kami berkomitmen untuk memberikan perlindungan privasi yang kuat bagi orang-orang yang menggunakan produk kami, dan kami akan terus mencari cara baru untuk memperkuat dan meningkatkan perlindungan ini,” kata Wakil Presiden Senior Google, Jen Fitzpatrick.
Hal tersebut sejalan dengan, tekanan kepada Google dan beberapa perusahan teknologi besar lainnya.
Mereka dituntut untuk berbuat lebih banyak guna melindungi informasi pribadi yang sensitif melalui layanan dan produk digital mereka dari otoritas pemerintah dan pihak luar lainnya.
Seruan untuk kontrol privasi yang lebih ketat dipicu oleh keputusan Mahkamah Agung AS baru-baru ini yang membatalkan putusan Roe v. Wade yang melegalkan aborsi.
Pembalikan itu dapat membuat aborsi ilegal di lebih dibeberap negara bagian, meningkatkan momok bahwa catatan tentang lokasi, teks, pencarian, dan email orang dapat digunakan dalam penuntutan terhadap prosedur aborsi atau bahkan untuk perawatan medis terkait yang dicari.
Seperti perusahaan teknologi lainnya, Google setiap tahun menerima ribuan permintaan pemerintah untuk catatan digital pengguna sebagai bagian dari investigasi pelanggaran.
Google mengatakan pihaknya menolak surat perintah penggeledahan dan tuntutan lain yang terlalu luas atau tampaknya tidak berdasar.