JAKARTA, HOLOPIS.COM -Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menyatakan keamanan vaksin Sinopharm dalam kadar yang bisa ditoleransi dan memiliki tingkat efikasi 78 persen.
“Pemberian vaksin sinophram ini dua dosis dengan selang pemberian 21-28 hari menunjukkan profil keamanan yang dapat ditolerir dengan baik dan efikasi serta respons untuk tingkatkan imun yang baik,” kata dia, dalam konferensi pers secara daring, Jumat (30/4).
Uji klinis fase tiga yang dilakukan di Arab Saudi terhadap 42 ribu orang menunjukkan bahwa vaksin ini memang aman digunakan.
“Studi klinis fase tiga yang telah dilakukan di Uni Emirat Arab, dengan subjek sekitar 42 ribu menunjukkan efikasi vaksin sebesar 78 persen,” katanya.
Gejala ikutan setelah penyuntikan menurut Penny, laporan yang dia terima tergolong kecil. Gejala ikutan disebutnya hanya berupa gejala standar seperti nyeri, bengkak hingga kemerahan.
“Itu juga termasuk kategori ringan, sangat kecil hanya sekitar 0.01 persen,” kata dia.
“Jarang kejadiannya, aspek keamanan aman. Efek samping lokal yang berat yang dilaporkan sangat kecil dengan frekuensi kejadian 0,01 persen,” kata dia.
Sementara efek sistemik lain yang dilaporkan adalah gejala berat berupa sakit kepala, nyeri otot, batuk, hingga diare.
“Tapi itu juga sangat jarang. Kalau dari aspek keamanan ini kategorinya baik,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Penny menyebut Sinopharm akan didistribusikan oleh PT Kimia Farma dengan nama SARS-COV-2 vaksin airlosel inactivated atau bisa disingkat dengan Sinopharm.
BPOM memberikan persetujuan penggunaan pada masa darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) terhadap Sinopharm pada 29 April 2021 kemarin dengan nomor EUA 215 90001 43A2 untuk vaksin dengan kemasan satu fail berisi 0,51 ml atau sama dengan satu dosis vaksin.
“Indikasi yang disetujui adalah untuk membentuk antibodi yang memberikan kekebalan untuk melawan virus Covid-19 dan mencegah Covid-19 pada orang dewasa di atas 18 tahun dengan pemberian dua dosis berdurasi 21 sampai dengan 28 hari,” kata dia. (zik)