JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pemerintah wilayah Guangdong China mengatakan, sebanyak 200.000 warga telah dievakuasi akibat banjir yang disebabkan hujan deras. Kerusakan yang terjadi akibat bencana itu telah menyebabkan kerugian sebesar 1.7 miliar yuan (sekitar 3.7 triliun rupiah).
“Warga yang dievakuasi termasuk dari 480.000 irang yang terkena dampak hujan dan banjir,” demikian dikatakan pemerintahan Guangdong, melansir AFP, Selasa (21/6).
Hujan paling deras yang terjadi selama beberapa dekade telah menyebabkan banjir dan longsor di bagian selatan China.
Hujan deras telah membahayakan saluran air di dataran rendah lembah Sungai Pearl dalam beberapa hari terakhir, mengancam operasi manufaktur, pengiriman hingga logistik pada saat rantai pasokan sudah tertekan karena kontrol ketat COVID-19 di China.
Sementara itu, di wilayah tetangga Guanxi, air lumpur terlihat membanjiri beberapa area dan para penyemalat terlihat sedang mengevakuasi warga dengan kapal karet.
Ini merupakan banjir terparah di Guangxi sejak tahun 2005. Otoritas meteorologi mengatakan, sungai Guangxi telah melampaui tingkat peringatan, dengan hujan yang masih berlanjut hingga hari Selasa (21/6).
Di awal bulan ini, setidaknya 21 orang tewas akibat banjir yang disebabkan hujan deras di provinsi Hubei, China.
Tak hanya itu, banjir parah di pusat provinsi Henan, China telah membunuh 398 orang dan menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 10 miliar dollar (sekitar 148 triliun).