Minggu, 29 September 2024
Minggu, 29 September 2024
NewsEkobizWaduh! Ada Perusahaan BUMN Nakal ke Kontraktor Kecil, Erick Diminta Tanggung Jawab

Waduh! Ada Perusahaan BUMN Nakal ke Kontraktor Kecil, Erick Diminta Tanggung Jawab

JAKARTA, HOLOPIS.COM – Direktur CV Lintang Raya Timur, Fidelis Rizky Setiawan menyampaikan rasa kekecewaannya terhadap perusahaan industri berat milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT BOMA BISMA INDRA (persero).

Menurutnya, ia merasa ditipu oleh perusahaan plat merah tersebut. Karena nilai kontrak tidak dibayarkan hingga membuat duit perusahannya mandek.

“Yang saya harapkan, ini harus disoroti, panggil direksi-direksi BUMN yang bermasalah, harus disadarkan entah bagaimana caranya,” kata Rizky saat berdialog di June’s Resto and Bar, Hotel Bintang Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Minggu (19/6).

Dalam kasusnya itu, dia menceritakan kasus yang dialaminya. Dimana perusahaan yang ia pimpin mendapatkan job desk pembangunan gedung Alsintan milik PT BARATA Indonesia (persero) dari PT BOMA BISMA INDRA.

Proyek senilai Rp4,980.000.000 itu berada di Jl Kapten Darmo Sugondo, Tenggulun, Kebomas, Kota Gresik, Jawa Timur. Kontrak kerjasama itu ia dapatkan dari PT BOMA BISMA INDRA pada bulan Maret 2020, kemudian target pencapaian progres pembangunan tersebut sampai bulan Juni 2020. Sayangnya, sampai saat ini proyek tersebut belum dibayarkan sesuai dengan tagihan proyek.

“Hingga di akhir tahun 2020, kita hanya dibayar Rp200 juta dari tagihan total Rp2,4 miliar karena progres 50 persen, itu buat dampak perusahaan kecil saya mengalami kerugian besar sehingga tidak bisa kita lanjutkan pembangunan itu,” ujarnya.

Akibat kondisi itu, Rizky menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa melanjutkan proyek pembangunan alias mangkrak karena tagihan tidak dibayarkan.

“Sebenarnya PT BARATA sudah memberikan pembayaran pada BOMA BISMA INDRA, tapi BOMA tidak membayar ke saya. Tapi faktanya yang dibayarkan sedikit sekali dari yang harusnya mereka bayar,” imbuhnya.

Berdasarkan informasi yang ia sampaikan, duit yang dibayarkan dari klien masuk ke rekening bank PT BOMA, namun terpotong otomatis dari utang perusahaan. Kondisi ini yang membuat duit proyek tak dibayarkan kepada pihaknya.

“Inilah makanya saya melangkahkan kaki ke sini sendiri untuk menuntut hak saya. Harapan saya kementerian yang bertugas di koridornya lah agar BUMN ini menjadi sehat,” ucapnya.

Terakhir, Rizky meminta agar Menteri BUMN Erick Thohir memperhatikan kasus yang dialaminya saat ini.

“Menurut saya, orang kalau punya utang kan harusnya sadar. Minimal ada i’tikad baik,” tegas Rizky.

Dalam kesempatan yang sama, papar hukum tata negara Margarito Kamis memberikan saran kepada Rizky agar tak usah bertemu dengan siapapun, karena kunci penyelesaian masalahnya dia ada di Menteri BUMN Erick Thohir.

“Tak usah ketemu dengan direksi atau siapapun, Arya Sinulingga atau siapapun, percuma, Erick, ketemu Erick, sudah,” tutur Margarito.

Google News

Temukan kamu di Google News dan jangan lupa klik ikon bintang untuk mengetahui semua berita terbaru dari kami.

WhatsApp Channel

Follow WhatsApp Channel Holopis.com untuk mendapatkan 10 berita terbaru setiap hari dari tim Redaksi.

Baca Juga

Prabowo Gibran 2024 - 2029
HOLOPIS

BERITA TERBARU

Lainnya
Related

Harga Emas Antam Masih Stagnan, Anteng di Level Segini

Harga emas batangan bersertifikat keluaran PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias emas Antam terpantau tidak mengalami perubahan alias stagnan pada perdagangan hari ini, Minggu 29 September 2024.

Akhir Pekan, Harga Emas di Pegadaian Masih Stagnan

Harga emas batangan bersertifikat yang dijual di PT Pegadaian (Persero) terpantau tidak mengalami perubahan alias stagnan pada perdagangan akhir pekan ini, Minggu 29 September 2024.

Berkah MotoGP 2024 Mandalika, 2.500 Warga Lokal Dapat Kerjaan

Ajang Balap MotoGP 2024 di Pertamina Mandalika International Circuit, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) nampaknya membawa kesan tersendiri bagi warga lokal.

Makin Ramai, Dampak Ekonomi MotoGP 2024 Mandalika Ditaksir Capai Rp 4,5 Triliun

Nilai perputaran uang sebagai dampak perekonomian adanya ajang balap MotoGP 2024 di Pertamina Mandalika International Circuit diperkirakan mencapai Rp 4,5 triliun.